Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BENDERA merah putih dikibarkan di momen menjelang perayaan HUT RI setiap tahunnya. Tidak hanya di Istana Merdeka, pengibaran bendera Merah Putih dilakukan di sepanjang jalan hingga rumah-rumah WARGA.
Meski sekedar upacara bendera, kalian bisa memanfaatkan momen tersebut untuk tetap semangat mengasah kemampuan juga membela bangsa dan negara.
Dengan demikian, saat bendera diangkat, biasanya pemimpin upacara memberi arahan agar kita memberikan rasa hormat kepada Sang Saka Merah Putih sembari merasakan momen harunya. Namun, sejauh mana kalian mengetahui asal-usul dan filosofi yang melekat pada bendera merah putih?
Baca juga : Kisah Lilly Wenda, Tetap Tenang Meski dengan Sepatu Sebelah
Warna merah dan putih pada bendera, sebenarnya telah digunakan sejak zaman kerajaan. Kerajaan pertama yang menggunakannya ialah Majapahit, yang berpusat di Jawa Timur. Kerajaan itu menjadikan bendera merah putih sebagai lambang kebesara mereka pada abad ke-13.
Tidak hanya Majapahit, Kerajaan Kediri juga menggunakan warna merah putih sebagai panji kerajaan. Bahkan bendera pada perang Sisingamangaraja IX dari Tanah Batak juga berwarna merah dan putih.
Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang–pejuang Aceh menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakangnya diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Baca juga : Peringatan Detik-Detik Proklamasi di TPA Sampah Jabon Sidoarjo Berlangsung Khidmat
Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, digunakan sebagai simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone (Bendera Bone dikenal dengan nama Woromporang).
Selanjutnya, di Perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro menggunakan panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Kemudian, pada 1928, di Pulau Jawa, bendera merah putih digunakan sebagai bentuk protes dan semangat dari pelajar dan kaum nasionalis untuk lepas dari penjajahan Belanda.
Baca juga : Sepatu Paskibraka Pembawa Baki Bendera Terlepas, saat Upacara di Istana Merdeka
Usai Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, bendera merah putih mulai digunakan sebagai bendera nasional. Bendera Sang Saka Merah putih pertama kali dikibarkan di Indonesia pada 17 Agustus 1945 saat proklamasi kemerdekaan, setelah sebelumnya Bendera Belanda berkibar sejak 20 Maret 1602 – 8 Maret 1942 (340 tahun) dan Bendera Jepang berkibar sejak 8 Maret 1942 – 17 Agustus 1945 (3 tahun 5 bulan) di Indonesia.
Usai kemerdekaan, bendera merah putih selalu dikibarkan setiap upacara bendera.
Berkibarlah Benderaku juga merupakan lagu yang diperuntukkan untuk bendera merah putih. Lagu ini merupakan karangan Ibu Soed yang digolongkan sebagai salah satu lagu wajib.
Baca juga : Kemendikbudristek Kibarkan Merah Putih di Bawah Laut Simbol Pemajuan Pelestarian Budaya Indonesia
Lagu ini menceritakan kegigihan Joesoef Ronodipoero seorang pimpinan kantor Radio Republik Indonesia. Menjelang Agresi Militer Belanda I pada 1947, Joesoef mendapat ancaman senjata api dari pasukan Belanda, untuk menurunkan Bendera Merah Putih yang berkibar di kantor RRI. Tetapi, Joesoef mempertahankan bendera merah putih, untuk terus berkibar.
Di balik sejarah yang telah dijelaskan, adapun fakta-fakta unik dari bendera Merah Putih, bendera negara Indonesia yang perlu kamu ketahui.
1. Mengapa berwarna merah putih?
Baca juga : Sambut HUT RI ke-78, Bendera Merah Putih 100 Meter Diarak 3 Km di Bogor
Ternyata asal usul warna merah putih itu sendiri berasal dari kepercayaan suku bangsa Austronesia yang mendiami dan menetap di Indonesia sejak zaman dahulu.
Austronesia memaknai bahwa Merah adalah langit dan Putih adalah tanah. Dan pada jaman perjuangan kemerdekaan, Merah dimaknai sebagai keberanian dan kegigihan dalam melawan penjajahan serta Putih sebagai niat yang suci dalam memerdekakan Indonesia.
2. Pernah dipakai oleh kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia
Baca juga : Teks Pembukaan UUD 1945 untuk Upacara Bendera
Catatan paling awal yang menyebutkan tentang penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton, yang menyebutkan bahwa bala tentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari.
Hal ini berarti sebelum masa kerajaan Majapahit, bendera merah putih telah berkibar sejak jaman kerajaan Kediri pada tahun 1292. Selain itu bendera Sisingamaraja XII juga memilih warna merah putih sebagai panji perangnya.
3. Bahan dan ukuran Bendera Pusaka
Baca juga : Lirik Lagu Berkibarlah Bendera Negeriku dan Penciptanya
Sang Saka Merah Putih pertama kali dibuat dengan ukuran 276 x 200 cm yang dijahit oleh Ibu Fatmawati menggunakan dua blok kain katun jepang.
Tetapi pada duplikasi Bendera Merah Putih selanjutnya menggunakan bahan Kain Sutra dengan ukuran 300 x 200 cm dalam penggunaannya.
4. Pernah disobek dan disembunyikan
Baca juga : Kenang G30S/PKI, Warga Diajak Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Ketika Yogyakarta, yang saat itu merupakan Ibukota Negara Indonesia, jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948 saat Agresi Militer II, Presiden Soekarno meminta ajudannya, yang bernama Husein Mutahar, untuk mengamankan Bendera Merah Putih dari sitaan Belanda.
Husein Mutahar lalu membaginya menjadi 2 bagian dan disimpan pada 2 tas yang berbeda sehingga jika tertangkap hanya akan dianggap kain biasa.
7. Terakhir dikibarkan
Baca juga : Kemeriahan HUT RI di SMK Muhamka
Pada beberapa tahun di awal kemerdekaan, Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera Merah Putih dilakukan dengan Bendera Pusaka. Namun, seiring berjalannya waktu Bendera Pusaka mulai terjadi penurunan kualitas yang menyebabkan bendera menjadi rapuh dan sobek pada beberapa sisi.
Sehingga, 1968 menjadi tahun terakhir pengibaran Bendera Pusaka dan dilanjutkan dengan bendera duplikasi pada tahun tahun selanjutnya.
8. Memiliki banyak julukan
Baca juga : Nelayan Pati Kibarkan Bendera Merah Putih 1.777 M di Laut Jawa
Bendera Merah Putih memiliki 3 sebutan tersendiri yaitu Bendera Pusaka, Sang Saka Merah Putih, dan Bendera Merah Putih.
Perbedaannya ada pada Bendera Pusaka adalah sebutan bendera yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan, Sang Saka Merah Putih adalah suatu nama kehormatan bagi Bendera Pusaka itu sendiri (yang kemudian menjadi julukan umum bagi semua bendera Indonesia), dan Bendera Merah Putih yang merupakan sebutan untuk semua bendera Indonesia yang berkibar.
9. Diduplikasi sebanyak 3 kali
Baca juga : Petani Selo Bentangkan Merah Putih di Tegalan Lereng Merbabu
Dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara RI, Bendera Pusaka telah diduplikasi sebanyak 3 kali. Pertama pada 1969 atas permintaan Husein Mutahar pada Presiden Soekarno. Lalu pada 1984 terjadi duplikasi lagi pada masa pemerintahan Soeharto dengan alasan bendera telah usang. Dan terakhir pada tahun 2014 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang tetap digunakan hingga saat ini.
10. Disimpan di Monas
Sejak Bendera Pusaka tidak lagi digunakan pada 1968. Bendera Pusaka disimpan dalam ruangan khusus bernama Ruang Kemerdekaan di Monumen Nasional (Monas) bersama dengan naskah asli proklamasi yang dijaga khusus kelembapan dan suhunya untuk menjaganya tetap awet.
Baca juga : Sejarah Bendera Sang Saka Merah Putih
Tetapi, setiap tahunnya, pada Upacara Kemerdekaan RI, Bendera Pusaka turut dihadirkan untuk menyaksikan Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera di Istana Merdeka. (Z-1)
DALAM rangka memperingati HUT ke-80 RI, Pengurus Pusat Pemuda Katolik menggelar Turnamen Fun Mini Soccer di Kompleks D37, Mampang, Jakarta Selatan, pada 18, 19, dan 23 Agustus 2024.
DALAM memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia sekaligus HUT ke-63 Sarinah, digelar InJourney Pesta Rakyat Gemilang Nusantara, Legacy Kita Bersama pada Minggu (17/8).
Suasana penuh khidmat dalam gelaran upacara Hari Kemerdekaan Indonesia menjadi simbol pulihnya rasa aman di Homeyo, wilayah yang sebelumnya kerap dilanda konflik bersenjata.
Pegadaian melalui layanan Bank Emas Pegadaian menghadirkan promo spesial dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
BADAN Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) kembali melaksanakan upacara HUT ke-80 RI serentak di 15 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang tersebar di perbatasan negara pada Minggu (17/8).
RINTIKAN hujan gerimis pagi menemani gelaran upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Stadion Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (17/8).
Pengibaran bendera berukuran 17 x 8 meter tersebut dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih digelar di area transplantasi terumbu karang bawah laut, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu, dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI.
Bendera berukuran 18 x 12 meter itu berhasil berkibar megah di puncak tertinggi Bukit Tui sebagai bentuk peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bendera raksasa 800 meter persegi itu bukan sekadar kain, melainkan simbol perjuangan, keberanian, dan cinta Tanah Air yang terus menyala.
Pengibaran bendera di Pulau Tuan dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta turut memeriahkannya dengan misi pariwisata dan seni budaya dengan menghadirkan Abang None Jakarta selaku duta pariwisata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved