Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER spesialis anak Rumah Sakit UI Annisa Rahmania Yulman menjelaskan penyakit lupus juga bisa menyerang anak-anak.
"SLE (systemic lupus erythematosus) ini bisa muncul di segala usia. Namun memang jarang sekali terjadi di bawah lima tahun. Biasanya prevalensi akan semakin meningkat ketika anak melebihi usia 10 tahun atau melewati masa dekade pertamanya. Sehingga pada anak, usia yang sering mengalami itu remaja," kata Annisa, dikutip Jumat (26/5).
"Sama seperti pada dewasa, memang yang sering terkena adalah perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Walaupun pada anak-anak dikaitkan dengan estrogen pada perempuan, tapi pada prapubertas pun di mana kadar estrogennya belum terlalu tinggi, anak-anak perempuan juga lebih banyak mengalami," imbuhnya.
Baca juga: Ini Perbedaan Lupus dengan Alergi
Lebih lanjut, Annisa juga mengatakan gejala lupus pada anak-anak tidak berbeda seperti yang dialami oleh orang dewasa. Gejalanya bisa mengalami fatigue atau mudah lemas, demam, perubahan berat badan, nyeri otot atau nyeri tekan, dan pembesaran kelenjar.
"Gejala spesifik organnya itu pada anak-anak biasanya gejala awalnya kok tiba-tiba bengkak di area ujung-ujung jari, pergelangan atau lutut. Kemudian kulit juga bisa timbul kemerahan di area pipi, sangat sensitif dengan sinar matahari, dan sariawan berulang juga termasuk yang sering pada anak," jelasnya.
Selain itu, Annisa juga menjelaskan anak yang mengidap lupus juga bisa mengalami masalah pada ginjal dari 27% hingga 59%. Gejala yang dialami misalnya urine berwarna coklat seperti teh dan urin semakin sedikit.
Baca juga: Hati-hati! Perempuan Lebih Sering Terkena Lupus, Ini Alasannya
"Kalau diperiksakan di laboratorium biasanya juga kita lihat adanya kebocoran protein dalam urine. Ini merupakan indikasi dilakukannya biopsi atau pemeriksaan lanjutan untuk melihat gambaran ginjal anak," kata Annisa.
Annisa mengatakan gejala neurologis juga cukup sering ditemui pada anak-anak dengan lupus. Mereka akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi dan berpikir, kebingungan atau kehilangan memori, depsis atau kecemasan, nyeri kepala, kejang, kebas, hingga kepanasan atau kesemutan pada tangan dan kaki.
"Mata juga termasuk gejala yang sering pada anak. Biasanya ditemukan mata kering yang mudah diidentifikasi. Kemudian kita juga sering temui gejala hematologi. Jadi anaknya ini tampak pucat, gampang memar, terus bintik-bintik merah," terangnya.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Annisa mengimbau para orangtua agar segera memeriksakan anaknya ke dokter bagian alergi dan imunologi. Jika tidak ada, orangtua juga bisa pergi ke bagian dokter anak umum.
"Dari dokternya itu biasanya minimal 4 dari 11 kriteria positif menunjukkan 96% sensitivitas dan 96% spesifisitas untuk mendiagnosa SLE. Meskipun diagnosa ini sangat sulit, butuh waktu. Tapi dengan gejala yang semakin sering atau semakin nyata terlihat itu bisa diidentifikasi cepat untuk mendapatkan pengobatan," tutur dia.
"Jika anak menderita lupus, karena ini pengobatan jangka panjang kemudian mengalami kerusakan berbagai organ, jadi kita pemantauannya itu harus komprehensif dan disiplin. Jadi harus sabar sebagai orangtua atau anaknya mengikuti program atau tata laksana yang sudah dianjurkan," saran Annisa. (Ant/Z-1)
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
LUPUS, penyakit autoimun kronis yang dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal. Salah satu gejalanya ternyata adalah rambut rontok.
Di balik wajah yang tampak sehat, banyak penyintas lupus harus berjuang melawan rasa nyeri, kelelahan, dan peradangan yang menyerang berbagai organ tubuh.
Deteksi dini lupus membutuhkan kolaborasi multisektor antara pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, BPJS Kesehatan, dan media.
Lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan organ lainnya.
Setiap orang bisa mengalami gejala berbeda-beda dan tidak ada kombinasi gejala tertentu yang menjadi penanda lupus.
Jelita, tahukah kamu tentang multipel sklerosis (MS), penyakit yang kerap disebut misterius karena gejalanya bisa muncul tanpa dapat diperkirakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved