Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Penelitian: Gejala Lupus Cenderung Mereda Seiring Usia

Thalatie K Yani
05/8/2025 10:29
Penelitian: Gejala Lupus Cenderung Mereda Seiring Usia
Ilustrasi(freepik)

LUPUS, penyakit autoimun kronis yang dikenal ganas dan menyerang berbagai organ tubuh, ternyata menunjukkan kecenderungan mereda seiring bertambahnya usia. Temuan ini diungkap tim peneliti dari University of California, San Francisco (UCSF), yang menyebut proses penuaan secara alami dapat menurunkan intensitas serangan sistem imun pada penderita lupus.

Dalam studi yang diterbitkan di Science Translational Medicine, para peneliti menganalisis sampel darah dari pasien lupus berbagai rentang usia. Hasilnya mengejutkan: pada pasien lupus, aktivitas gen kekebalan tubuh tertentu justru menurun seiring waktu, menyebabkan penurunan produksi interferon dan protein inflamasi lainnya.

"Biasanya, saya memantau pasien lupus muda, usia 20 hingga 40-an, secara berkala karena risikonya tinggi. Namun pasien lanjut usia sering kali hanya datang sekali setahun karena gejalanya cenderung stabil," kata Dr. Sarah Patterson, asisten profesor bidang reumatologi di UCSF. "Jika pasien bisa melewati dekade-dekade awal yang penuh risiko, mereka sering mengalami perbaikan kondisi yang signifikan."

Lupus dikenal sebagai penyakit autoimun klasik, di mana sistem imun justru menyerang tubuh sendiri melalui sinyal antivirus seperti interferon. Hampir semua organ bisa terdampak, termasuk ginjal dan jantung. Namun tak seperti penyakit kronis lainnya, lupus memiliki karakteristik unik, kondisinya bisa membaik di usia 60 tahun ke atas.

Menariknya, dalam studi ini, para peneliti juga membandingkan fenomena “inflammaging”, yakni peningkatan inflamasi seiring bertambahnya usia pada orang sehat, dengan pola pada pasien lupus. Mereka menemukan bahwa pasien lupus justru mengalami penurunan ekspresi gen inflamasi di usia lanjut, berbanding terbalik dengan orang tanpa lupus.

"Fenomena 'inflammaging' tampaknya berbalik arah pada pasien lupus," ujar Dr. Chaz Langelier, profesor bidang kedokteran di UCSF dan penulis senior studi ini. "Meski demikian, tingkat sinyal inflamasi pada mereka masih lebih tinggi dibanding lansia sehat."

Temuan ini memberi harapan baru dalam pengembangan terapi yang lebih tepat sasaran berdasarkan usia pasien. Tim peneliti selanjutnya akan menguji efektivitas obat penghambat interferon pada kelompok usia berbeda, serta memperluas studi ini ke penyakit inflamasi lain seperti rheumatoid arthritis, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), dan aterosklerosis. (Science Daily/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya