Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Obesitas Mempercepat Penuaan

Basuki Eka Purnama
27/8/2025 04:34
Obesitas Mempercepat Penuaan
Ilustrasi(Freepik)

CLINICAL, Medical, and Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia Riyanny Meisha Tarliman mengatakan obesitas atau kegemukan berlebih dapat mempercepat penuaan sehingga perlu penanganan secara menyeluruh.

"Obesitas bukan sekadar masalah penampilan ataupun gaya hidup. Ini adalah kondisi medis kompleks yang mempengaruhi kesehatan metabolik dan dapat mempercepat tanda penuaan pada tubuh dan kulit," kata Riyanny, dikutip Rabu (27/8).

Riyanny mengatakan, obesitas berkontribusi pada munculnya peradangan kronis (inflammaging) yang mempercepat kerusakan molekuler dan mengurangi kemampuan regenerasi sel.

Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan organ kehilangan fungsi optimal serta memicu masalah kulit seperti keriput, hiperpigmentasi, dan kusam. 

Lebih jauh, obesitas juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, gangguan metabolik, hingga kardiovaskular.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya penanganan secara menyeluruh untuk mencegah potensi risiko obesitas.

"Pendekatan holistik yang menggabungkan gaya hidup sehat, penilaian klinis yang tepat, dan terapi berbasis bukti merupakan landasan penanganan yang aman dan berkelanjutan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Antipenuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (Perdaweri), Maya Surjadjaja juga menekankan pentingnya perubahan gaya hidup sehat untuk mencegah obesitas.

Ia menyebut, kebiasaan makan larut malam juga dapat memicu penumpukan lemak karena tubuh memiliki ritme sirkadian yang seharusnya beristirahat pada malam hari.

"Tubuh kita tidak didesain untuk mengonsumsi makanan berat saat malam. Hal ini akan menambah risiko kegemukan," ujar Maya.

Ia juga menyoroti maraknya konsumsi obat pelangsing instan dan herbal yang dijual bebas. Beberapa produk, kata Maya, sering kali dicampur zat farmasi berbahaya tanpa dicantumkan dalam label.

"Risikonya besar, karena masyarakat tidak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi," katanya.

Sebagai solusi, Maya menekankan pentingnya perubahan gaya hidup ketimbang mengandalkan obat-obatan. 

Tidak hanya itu, ia juga menilai pentingnya edukasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk dokter, orangtua, sekolah, hingga lingkungan sosial agar kesadaran menjaga berat badan dapat dimulai sejak usia muda.

"Hidup sehat itu sederhana. Tidur cukup, olahraga teratur, kurangi stres, jaga asupan gizi seimbang, dan sebaiknya mulai dari pola
pikir. Kalau pikiran sehat, lebih mudah mengontrol kebiasaan sehari-hari," pungkas Maya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya