Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DOKTER dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Melanie Yudiana Iskandar membagikan kiat-kiat agar tidak gampang sakit, di antaranya dengan disiplin memakai masker hingga tetap aktif bergerak meski hanya di rumah seharian.
"Yang dulu kita terapkan selama pandemi, ya kalau bisa sekarang pun masih tetap harus diterapkan, Tetap gunakan masker," kata Melanie, dikutip Jumat (24/2).
"Untuk bayi, anak kecil yang belum bisa pakai masker, ya jangan terlalu sering dibawa ke tempat umum yang ramai. Kalau mau dibawa ke luar, pergilah outdoor, cari sinar matahari. Cari juga waktu yang memang tidak sedang ramai-ramainya, jangan di mal lagi ramai-ramainya malah di bawa ke sana," sambungnya.
Baca juga: Masyarakat Diingatkan Waspadai Penyakit di Musim Pancaroba
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu melanjutkan asupan makronutrien juga sangat dibutuhkan untuk memperkuat imunitas.
"Karbohidrat, protein hewani, lemak, tentunya dengan ditunjang mineral dan vitamin dari sayur dan buah," ujar Melanie.
Menurut Melanie, mengonsumsi suplemen vitamin tidak diperlukan selama porsi makan sehari-hari mengandung gizi yang seimbang, sebab sumber terbaik vitamin adalah dari makanan yang dikonsumsi.
Untuk anak, kata Melanie, orangtua memiliki tugas penting untuk mengenalkan segala jenis makanan agar anak mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Lebih lanjut, Melanie menambahkan, istirahat cukup selama 7 hingga 8 jam juga tidak kalah penting. Kemudian, usahakan untuk tetap beraktivitas meski seharian hanya menghabiskan waktu di rumah.
"Setidaknya 1-2 jam per hari harus bergerak, mau gerak apa saja boleh, enggak masalah. Kalau memang mataharinya terang, mau jalan pagi, berenang, main basket, sepak bola, silakan," ujarnya.
"Tapi kalau misalnya lagi hujan, cari kegiatan di dalam rumah. Misalnya kalau anak-anak balita, orangtua bisa bikin permainan seru seperti bikin rintangan-rintangan pakai bantal lalu masuk dalam kolong. Apa saja, seru-seruan saja di rumah," lanjut dia.
Sementara itu, dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana Madeleine Ramdhani Jasin menambahkan, menjaga higienitas diri dan lingkungan juga penting untuk mencegah penyakit di musim pancaroba.
"Rajin cuci tangan dan jaga kebersihan lingkungan, misalnya pastikan tidak ada genangan air. Lalu lengkapi juga vaksinasi anak sesuai usia, aktivitas fisik yang cukup, dan segera ke fasilitas kesehatan apabila ada tanda bahaya," kata Madeleine. (Ant/OL-1)
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
Temukan 50 tips sehari-hari praktis untuk mempermudah hidup Anda di 2025. Hemat waktu, uang, dan tenaga dengan trik sederhana ini!
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan suara yang sangat keras seperti dari speaker sound horeg bisa langsung merusak sel-sel rambut halus di koklea atau rumah siput.
Yuki Kato mengatakan, sebelum berlari, pemanasan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan apalagi bagi para pemula.
Diperkirakan, pada 2028, lebih dari 33% rumah tangga di seluruh dunia akan dilengkapi dengan sistem rumah pintar.
Paling enggak kalau di sekolah itu dibiasakan kalau misalnya ada gejala-gejala flu sedikit itu langsung pakai masker jadi enggak menularkan ke teman-teman yang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved