Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Usia Pasien Serangan Jantung di Indonesia Lebih Muda Ketimbang di Eropa

Basuki Eka Purnama
28/9/2022 07:15
Usia Pasien Serangan Jantung di Indonesia Lebih Muda Ketimbang di Eropa
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Siska S Danny mengatakan usia pasien serangan jantung di Indonesia jauh lebih muda ketimbang usia pasien di Amerika atau Eropa dan Jepang.

"Usia pasien serangan jantung di Indonesia median 57 tahun. Ini jauh lebih muda dibandingkan usia di Amerika atau Eropa antara 60-65 tahun. Di Jepang, malah lebih tua lagi," ujar dia dalam acara daring bertajuk Cardiovascular medicine in 2022 and beyond: Adaptive, personalized and evidence-based, dikutip Rabu (28/9).

Dia mengatakan hal itu karena faktor risiko pasien di Indonesia juga tinggi, salah satunya kebiasaan merokok. 

Baca juga: Ini Keluhan Umum Pasien Serangan Jantung

Merujuk data pasien-pasien serangan jantung mencakup sembilan provinsi pada 2018-2019, sebanyak 65% pasien serangan jantung adalah perokok.

"Ini sesuai dengan data nasional bahwa proporsi perokok di Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia," kata dia.

Tidak hanya itu, sebanyak 51% pasien serangan jantung di Indonesia juga mengalami hipertensi dan 27% diabetes.

Hal itu ditambah adanya peningkatan angka kolesterol, kelebihan berat badan atau overweight, dan gaya hidup kurang aktif yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya serangan jantung.

"Kalau Anda terkena serangan jantung, itu risiko 11,7% Anda akan meninggal dunia di rumah sakit. Jadi, 1 dari 10 pasien serangan jantung yang meninggal di rumah sakit," ujar Siska.

Menurut Siska, berdasarkan data, salah satu upaya dokter untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien yakni membuka sumbatan pembuluh darah koroner yang membuat otot jantung mengalami kerusakan.

"Kalau dilakukan revaskularisasi selama perawatan, maka 9%. Kalau tidak ada upaya lebih untuk memperbaiki aliran darah maka yang meninggal 16,9% atau hampir 17%," catat dia.

Namun, hal itu terkendala akses dan keterlambatan pasien. Menurut dia, tindakan membuka sumbatan memiliki waktu emas yakni 12 jam pertama sejak terjadinya keluhan. Ini agar hasil perawatan lebih baik.

"Sedikit pasien datang dalam fase dini serangan jantung," tutur Siska. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya