Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kembangkan Obat Kanker, Peneliti BRIN Desain Nano Partikel NLCs

Faustinus Nua
28/6/2022 17:15
Kembangkan Obat Kanker, Peneliti BRIN Desain Nano Partikel NLCs
Ilustrasi riset menciptakan obat(AFP/PATRICK HERTZOG)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Riset Vaksin dan Obat (PRVO) terus mengembangkan obat-obatan yang berbasis pada keanekaragaman hayati. Salah satunya ialah obat kanker yang merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah serangan jantung.

Lazimnya, terapi kanker dilakukan dengan kemoterapi menggunakan obat keras. Sementara bioavailabilitas (ketersediaan hayati) obatnya masih rendah, absorpsi terlalu cepat, dan memiliki pengeluaran sistemik yang kurang optimal.

Peneliti PRVO BRIN, Kiki Kurniawan, menjelaskan bahwa pihaknya berusaha mendesain nano partikel yang dapat meningkatkan bioavailabilitas obat anti kanker yang umumnya mengandung doksorubisin. Sebagian besar obat memiliki metabolisme yang cepat, karena bioavailabilitasnya rendah dan sel sehat dapat dibunuh oleh doksorubisin yang bukan merupakan target sel spesifik.

"Oleh karena itu, kita membutuhkan sistem pembawa obat yang meningkatkan bioavailabilitas obat, sehingga kami mencoba membuat Nanostructured Lipid Carriers (NLCs)," ungkap Kiki dalam keterangannya, Selasa (28/6).

Kiki mengatakan, NLCs dapat meningkatkan bioavailabilitas yang terperangkap pada bioaktif (obat). Stabilitas kehidupan dirinya bisa sangat baik dan lipid dapat dipilih yang tidak terhidrolisis dalam suspensi berair. Tak hanya itu, NLCs mudah dibuat dan disesuaikan.


Baca juga: IDAI: Tiga Penyakit Ini Masih Jadi Ancaman Bagi Anak-Anak


"NLCs menggunakan metode phase inversion temperature (PIT). Meskipun metode ini masih sangat jarang di Indonesia, namun teknik ini ramah lingkungan, karena mengunakan pelarut organik. Tak hanya sangat lembut, komposisinya pun tetap konstan sementara suhu secara bertahap berubah," jelas Kiki.

Kiki menuturkan, dalam penelitian yang dilakukannya, secara khusus saat NLCs diserap oleh sel, doksorubisin dilepaskan lebih dekat ke lokasi targetnya dan pada akhirnya dapat menyebabkan konsentrasi obat yang lebih tinggi. Konsentrasi lipid tinggi yang mengandung formulasi NLCs-3 memiliki jebakan yang lebih tinggi dan stabil jika dibandingkan dengan formulasi lain.

"Hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa efek penghambatan NLCs-3 meningkat secara signifikan, tergantung pada peningkatan tingkat dosis. Kami menemukan bahwa 75% sel MCF-7 berhenti berkembang biak pada tingkat dosis 31,25 g/ml dan kami juga mengamati apakah tidak ada sel yang berkembang biak ketika kita menggunakan dosis maksimum," imbuh Kiki.

Lebih lanjut, Kiki menjelaskan profil NLCs-3 cukup stabil dan dapat disimpan. Nano partikel dapat teremulsi sempurna di dalam air. Cukup disimpan dalam kulkas atau suhu ruang pada 25 derajat tanpa terkena paparan sinar matahari selama lima hari. Sedangkan untuk masa simpan di suhu -4 derajat dapat mencapai satu bulan dengan catatan botol penyimpanan tidak dibuka.

"Saat ini, NLCs-3 berpotensi digunakan untuk diteliti lebih lanjut. Riset ini masih berjalan dan memiliki potensi di masa depan untuk pengobatan anti kanker. Diperlukan usaha dan kerja keras untuk terus melakukan penelitian lanjutan," tutup Kiki. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya