Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
AHLI Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo mengatakan mengonsumsi telur mentah, yang menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia, memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
"Sebenarnya banyak efek buruknya ketimbang manfaat yang didapat dari konsumsi telur mentah," katanya dalam keterangan pers UGM, dikutip Minggu (1/5).
Ia menyayangkan pemahaman yang berkembang di masyarakat bahwa konsumsi telur mentah mampu meningkatkan kadar protein dalam tubuh dan membuat stamina lebih segar.
Baca juga: Fakta Menarik Telur Asin, Makanan Khas Tradisi Indonesia
Telur mentah, menurut dia, biasanya dikonsumsi sebagian masyarakat bersama susu atau jamu. Bahkan, tidak sedikit yang mengonsumsi telur mentah secara langsung.
"Pemahaman itu keliru," kata dosen Departemen Gizi Kesehatan & Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM itu.
Menurut dia, dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di International Journal of Food Sciences and Nutrition pada 2004, terungkap bahwa penyerapan protein oleh tubuh justru lebih banyak didapatkan dari konsumsi telur yang sudah matang.
Pada keadaan mentah, kata dia, protein dari telur yang dapat diserap tubuh hanya sebesar 50%. Sedangkan dalam keadaan telur telah matang, protein yang diserap tubuh mampu mencapai 90%.
Dalam putih telur, kata dia, mengandung avidin yaitu zat protein yang bisa berefek negatif bagi tubuh karena kemampuannya dalam mengikat biotin.
Ia menjelaskan biotin merupakan vitamin B7 yang larut dalam air dan diperlukan tubuh dalam proses metabolisme serta pencernaan gula dalam darah.
Bahaya lain dari konsumsi telur mentah, lanjut dia, adalah rentan infeksi bakteri Salmonella yang bisa menembus cangkang telur dan masuk hingga ke bagian putih telur.
Apabila telur dalam kondisi tidak bersih atau kotor dari peternakan peluang infeksi Salmonella karena konsumsi telur mentah sangat besar.
"Infeksi Salmonella bisa memicu kejang, mual, muntah, diare, bahkan kematian," kata dia.
Ia menjelaskan telur sarat akan kandungan gizi dan vitamin yakni vitamin A dan vitamin D. Selain itu juga protein, lemak, omega 3, omega 6, kalsium, fosfor, potassium, serta sodium, serta kolesterol.
Meskipun kaya gizi, ia menyebutkan kandungan vitamin dalam telur bisa rusak bahkan hilang saat proses pengolahan atau memasak yang dilakukan dengan tidak tepat.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan memasak dalam suhu yang stabil dan tidak terlalu lama baik dalam kondisi direbus maupun digoreng, pungkas Toto Sudargo. (Ant/OL-1)
The Westin Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-9 dengan tema Nine and Thriving, menghadirkan berbagai promosi menginap, kuliner, dan spa yang dirancang khusus bagi para tamu.
Nikmati berbagai hidangan dan pengalaman kuliner terbaik di 5 restoran di kawasan Senopati.
Terkadang kita terlalu tenggelam dalam rutinitas pekerjaan yang selalu dikejar oleh target dan deadline. Sehingga kita lupa untuk memberikan jeda pada tubuh, pikiran, dan jiwa.
Event ini melibatkan 45 sekolah dan 675 tim dari tiga kota, dimulai dengan Roadshow ke masing-masing sekolah.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengeksekusi program-program nyata dan berdampak yang melibatkan pelaku industri kuliner lintas sektor, melalui berbagai aktivasi dan inisiatif bersama.
Pertamina Patra Niaga menggelar Bright Gas Cooking Competition (BGCC) 2025 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Dengan harga telur berkisar Rp25.000–Rp30.000 per kilogram (sekitar 15–17 butir), sebenarnya sudah bisa memenuhi kebutuhan protein anak selama satu minggu.
Konsumsi telur yang berlebihan tentu akan memberikan dampak bagi tubuh salah satunya penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan nasional, khususnya komoditas telur ayam ras.
Konsumsi hingga enam butir telur seminggu dapat mengurangi risiko kematian akibat semua penyebab dan penyakit terkait kardiovaskular pada lansia.
Meskipun telur merupakan sumber protein yang baik dan kaya akan nutrisi lainnya, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan beberapa bahaya kesehatan tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved