Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

99,2% Penduduk Jawa-Bali Sudah Punya Antibodi Sars-CoV-2

Atalya Puspa
20/4/2022 16:00
99,2% Penduduk Jawa-Bali Sudah Punya Antibodi Sars-CoV-2
Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin covid-19 dosis booster kepada warga.(AFP)

BERDASARKAN survei antibodi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada Maret 2022, diketahui bahwa 99,2% masyarakat di Jawa dan Bali telah memiliki antibodi terhadap virus Sars-CoV-2.

"Masyarakat usia di atas 1 tahun 99,2% sudah mempunyai antibodi, di mana ini hampir 100%. Kalau kita bandingkan hasil survei pada Desember itu 93%. Ada peningkatan 6% dari Desember 2021 hingga Maret 2022," jelas anggota Tim Pandemi FKM UI Muhammad Farid dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/4).

Farid mengungkapkan bahwa survei tersebut dilakukan di 21 kabupaten/kota yang tersebar di 7 provinsi. Dalam hal ini, wilayah tersebut merupakan asal dan tujuan pemudik. Adapun survei menyasar 2.100 responden, yang sebelumnya telah mengikuti survei serupa pada Desember 2021.

Baca juga: Presiden Imbau Pemudik Manfaatkan Angkutan Pesawat dan Kereta

"Ini yang men-trigger peningkatan ada dua kemungkinan. Bahwa, ada kemungkinan orang yang dulunya belum divaksin dan sekarang sudah divaksin. Atau, dulu belum terinfeksi (covid-19), lalu sekarang sudah terinveksi," imbuhnya.

Survei tersebut menyatakan bahwa hampir semua kelompok umur telah memiliki antibodi Sars-CoV-2. Adapun yang terlihat jelas peningkatannya ialah kelompok usia 1-11 tahun, yang awalnya 76,5% memiliki antibodi pada Desember 2021, kemudian menjadi 98,3%.

"Mungkin karena vaksinasi pada kelompok 1-11 tahun dilakukan, atau juga karena periode Omikron di mana varian ini menyebabkan kenaikan pada proporsi anak yang punya antibodi," pungkas Farid.

Baca juga: Satgas: Disiplin Prokes Wajib Selama Mudik

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu tetap mengingkatkan masyarakat bahwa pandemi covid-19 belum usai. Terlebih, pemerintah telah mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran.

"Masih ada potensi menghadapi lonjakan kasus. Itu masih sulit kita prediksi, apalagi kalau ada varian baru. Karenanya imbauan menjalankan protokol kesehatan, tetap menjadi yang utama," tutur Maxi.

Pemerintah dikatakannya terus berupaya meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi pandemi, termasuk dengan vaksinasi. Saat ini, 95% warga sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 78% warga sudah divaksin dosis kedua. Sementara dosis ketiga masih 15,3%.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya