Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pasien TBC Butuh Nutrisi yang Tepat

Basuki Eka Purnama
06/4/2022 09:15
Pasien TBC Butuh Nutrisi yang Tepat
Tenaga kesehatan bersiap melakukan rontgen thorax terhadap pasien TBC di RSUD Kota Tangerang, Banten.(ANTARA/Fauzan)

PAKAR nutrisi Ida Gunawan mengatakan pasien penderita tuberkulosis (TBC) tidak hanya membutuhkan obat-obatan untuk sembuh namun juga perlu nutrisi yang tepat.

"TBC itu membutuhkan bukan sekedar terapi obat-obatan, tapi juga modifikasi gaya hidup. Perbaikan pola sanitasi, pola istirahat dan aktifitas, serta pola makan adalah bagian supportive yang tidak bisa dilepaskan. Malnutrisi sendiri menjadi momok yang bisa memperburuk kondisi pasien TBC dan bisa meningkatkan angka kematian," jelas Ida dalam siaran pers, dikutip Rabu (6/4).

Pengajar program studi S2 & PPDS gizi klinik FKUI itu mengatakan sekitar seperempat kasus TBC baru global berkaitan dengan kekurangan gizi.

Baca juga: Layanan Mobile X-ray Pemeriksaan TB Diperluas ke 7 Provinsi

Di sisi lain, jumlah kejadian TBC dalam satu tahun adalah 3.219 orang (0,5% dari 624.562 responden) dan sebanyak 28,7% dari 3.219 penderita TBC di Indonesia berstatus gizi rendah (malnutrisi).

"Diet yang berfokus pada perbaikan jenis dan jumlah protein, membantu meningkatkan masa otot dan imunitas pasien TBC. Tidak kalah penting pula, peran mikronutrisi seperti vitamin C, D, E, dan mineral, seperti selenium dan zinc juga berpengaruh pada fungsi paru dan membantu proses pemulihan," kata dia.

Penderita TBC memerlukan pola makan yang tepat, bertahap, dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Sayangnya, pasien TBC sering kali mengalami mual dan tidak memiliki nafsu makan, sehingga nutrisi harian yang tepat sulit didapatkan.

TBC sendiri merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang paru-paru, akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penderitanya berisiko kematian. 

Berdasarkan dara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 9.900.000 orang di dunia menderita TBC pada 2021. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan dengan perawatan dan pemenuhan nutrisi yang tepat.

Menurut data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jakarta, Indonesia masih menempati posisi ketiga kasus TBC terbesar di dunia. Setiap jam, 11 orang di Indonesia meninggal dunia karena TBC. 

"Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap penyakit ini tidak sebesar penyakit pernapasan lain seperti covid-19," kata Sri Dhuny Atas Asri dari PDPI Jakarta. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya