Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Kasus Hamil di Luar Nikah Marak, Edukasi HKSR Penting bagi Remaja

Ferdian Ananda Majni
25/2/2022 07:25
Kasus Hamil di Luar Nikah Marak, Edukasi HKSR Penting bagi Remaja
Ilustrasi(dok.mi)

MENINGKATNYA kasus anak remaja hamil di luar nikah di berbagai daerah menjadi perhatian semua pihak. Oleh karena itu, edukasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dinilai sangat penting bagi remaja.

Program Manager Right Here Right Now II (RHRN2), Hastin Atas Asih mengatakan ruang lingkup Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi memang luas. Namun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari remaja.

"Belajar tentang HKSR berarti belajar mengenal diri kita sendiri, kita bicara tenang tubuh kita sendiri, organ reproduksi kita. Apa fungsinya, bagaimana merawat dan menjaganya agar terhindar dari penyakit, kekkerasan dan ekploitasi,” kata Hastin dalam diskusi Rutgers WPF Indonesia dilansir Jumat (25/2).

Dia menjelaskan bahwa membangun relasi sehat dengan teman-teman, keluarga, orang terdekat dan lingkungan sosial. Begitu juga akan belajar akan kebebasan menetukan kapan, dengan siaan akan menikah hingga memiliki anak.

“Juga kebebasan dalam mengekpresikan seksualitas, berkumpul dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, ekonomi dan politik,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengajak remaja untuk tidak ragu dan malu mencari informasi hingga mengakses layanan kesehatan Reproduksi agar tidak tabu lagi sehingga dapat melindungi diri sendiri.

Kesehatan sekseual dan reproduksi remaja berpengaruh pada kesejateraan fisik dan emosional yakni mencakup kemampuan untuk terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan, kekerasan seksual, pemaksaan, paparan HIV/Aids.

Kedua kemampuan untuk menghormati dan menghragai demi menghindari terjadiya perundungan, hubungan yang tidak sehat, stigma terhadap per bedaan fisik, karakter, dan ekpresi.

Ketiga khususnya bagi anak disabilitas daoat mengontrol kemampuan dorongan seksual pada masa purbetas dan perencanaan keluarga yang lebih sehat.

“Pengabaian HKSR akan berkontribusi pada permasahan kualitas sumberdaya manusia, tingkat pendidikan rendah, kehamilan remaja, stunting, pekerja anak, pedagang anak dan kekerasan pada perempuan dan anak,” ujarnya.

Keputusan yang diambil saat ini tentang pendidikan HKSR akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional. di masa mendatang.

Oleh karena itu, bagaimana peran remaja di dalam HKSR? lanjut Hastin bahwa remaja berperan penting dalam pemenuhan HKSR namun untuk dapat berperan tentunya remaja harus berdaya, memiliki pengetahuan, keterampilan kesadaran akan HKSR.

Diantarnya aktif mengedukasi lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga pemerintah agar tercipta lingkungan yang mendukung, aktif berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat pemerintah, sosial politik untuk mengadvokasi hak-haknya dan membangun kesadaran akan pentingnya menghormati dan menghargai keberagaman.

“Menjadi remaja yang aktif produktif, dan terlibat berbagai kegiatan positf, kemudian menjadi motor penggerak, sumber aspirasi dan informasi dalam kajian, riset maupun implementasi program pembangunan,” tegasnya.

Ha kesehatan seksual dan reproduksi adalah hak setiap orang tanpa kecuali yang harus dijunjung tinggi, dihargai, dihormati dantanggung jawab bersama dalam pemenuhannya.

“Mari bangun kesadaran dan bergerak bersama mulai dari diri sendiri untuk generasi yang sehat dan produktif,” tuturnya.

Sementara itu, aktivis Kesehatan Seksual dr Alegra Wolter seks tidak aman menyebabkan disabilitas nomor 2 di negara dngan pendapatan rendah dan nomor 9 di negara maju.

“Intervensinya mudah tetapi memahami kita yang minim, misalnya kurangnya kontrasepsi, jumlah kehamilan tidak diinginkan, remaja perempuan banyak meninggal karena komplikasi hamil tidak diinginkan, bahkan ada infeksi menular setiap hari terus berkembang tanpa deteksi yang baik,” paparnya.

Dia menambahkan pentingnya layanan kesehatan inklusif karena adanya sensitif kultur dan sensitif gender. (OL-13)

Baca Juga: Capaian Vaksinasi Dosis Booster di Padang Panjang Baru 3,41 Persen



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya