Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sebelum Bunuh Diri, Mahasiswi NWR Sempat Mengadu ke Komnas Perempuan

Atalya Puspa
06/12/2021 21:20
Sebelum Bunuh Diri, Mahasiswi NWR Sempat Mengadu ke Komnas Perempuan
Ilustrasi(Istimewa)

KASUS bunuh diri NWR, mahasiswi Universitas Brawijaya yang menjadi korban kekerasan seksual, mendapat sorotan luas hingga viral di media sosial, termasuk Komnas Perempuan. NWR rupanya sempat melapor kepada Komnas Perempuan pada Agustus 2021.

"Kasus yang dialami NWR merupakan salah satu kasus yang tengah ditangani Komnas Perempuan," ungkap Anggota Komisi Paripurna Komnas Perempuan Siti Aminah Tarti dalam pernyataan resmi, Senin (6/12).

Pada Agustus 2021, ucapnya, NWR mengirimkan laporan mengenai apa yang dialaminya kepada Komnas Perempuan. Setelah melakukan berbagai upaya, Komnas Perempuan baru bisa melakukan komunikasi dengan NWR pada November 2021.

"Kami sudah mencoba mengirim WhatsApp dan telepon namun pernah tidak mendapatkan respon dari korban. Lalu ada satu pesan kami yang akhirnya direspon, hingga akhirnya kami melakukan komunikasi," jelas Siti.

Dalam penelusurannya, Komnas Perempuan mendapati fakta bahwa kekasih anggota kepolisian Randy Bagus Sasongko itu rupanya telah mendapatkan perlakuan kekerasan seksual secara bertubi-tubi sejak 2019 lalu.

"Almarhum NWR ada dalam siklus kekerasan dalam pacaran. Ia mengalami serangkaian bentuk kekerasan seksual seperti kekerasan fisik, psikis dan eksploitasi seksual. Itu yang membuat dia merasa terdera sebagai seorang pribadi," timpal Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani.

Dalam komunikasinya, NWR sempat mengirimkan surat kepada Komnas Perempuan yang berisi detil cerita kekerasan seksual yang dialaminya dalam dua tahun terakhir. Mulai dari pemaksaan untuk mengugurkan kandungan dengan obat, pil dan jamu, hingga pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual di tempat yang tidak wajar.

Kepada Komnas Perempuan, NWR juga menceritakan bahwa kekasihnya diketahui telah memiliki hubungan dengan perempuan lain, namun tetap tidak mau mengakhiri hubungan dengannya.

Karena itu, NWR merasa dicampakkan, disia-siakan dan berkeinginan menyakiti diri sendiri. Salah satu tindakan yang pernah dilakukannya yakni dengan memukul batu ke kepalanya sendiri.

"Saat kami berkomunikasi dengan almarhum lewat telepon di November, ia memang menyampaikan bahwa kebutuhannya adalah dibantu konseling psikologis dan mediasi dengan orang tua dan pacarnya," beber dia.

Akhirnya, berdasarkan kebutuhan NWR, Komnas Perempuan merujuknya ke usat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk mendapatkan konseling. "Dia sudah melakukan konseling untuk 2 sesi di November. Dan ketika akan dilakukan sesi berikutnya, korban sudah meninggal," sambug Siti.

Hingga saat ini, Siti mengungkap bahwa pihaknya belum dilibatkan langsung dalam proses penyidikan kasus NWR oleh pihak kepolisian. "Penyidik belum berkomunikasi dengan kami. Tapi Komnas Perempuan akan terbukan dalam upaya membuka kasus ini dan memberikan pemenuhan keadilan bagi almarhum," tegas dia.

NWR ditemukan tak bernyawa di atas makam ayahnya di Mojokerto, Jawa Timur pada Kamis (2/12). Gadis berusia 23 tahun itu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri meminum racun sianida. Sebelum kematiannya, Novia berkirim pesan kepada sahabatnya mengenai perasaannya yang depresi akibat hubungan cintanya dengan seorang pria anggota polisi bernama Randy Bagus. Ia mengaku dua kali dihamili dan dua kali melakukan aborsi karenanya. Saat ini kasusnya sudah ditangani Mabes Polri. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya