Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
ERA pandemi Covid-19 menuntut orangtua (ortu) kreatif dalam mendidik dan menjaga tumbuh kembang anak. Ortu harus mampu mengantarkan anaknya menuju proses pendewasaanya menjadi generasi dan pribadi-pribadi yang SMART. Yakni Sehat, Mandiri, Akhlak Mulia, dan Terampil.
Agar peluang besar ke arah harapan itu tercapai, maka setiap orangtua, terlebih para orangtua muda, harus membekali diri dengan pemahaman dan praktik ilmu keayahbundaan (parenting) yang baik dan benar.
Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nasional (JARANAN) Nanang Djamaludin menyampaikan hal itu pada Webinar “Mengawal Tumbuhnya Generasi SMART (Sehat, Mandiri, Akhlak mulia, Riang, dan Trampil) dalam Keluarga di Masa Pandemi”, kemarin.
Webinar kerjasama Taman Literasi Jaranan (Tali Jaranan) dan Gigi.id itu dalam rangka peringatan Hari Gigi Nasional 2021 bertema “Sejuta Senyum Indonesia”, sekaligus dukungan terhadap kampanye melawan Pandemi Covid 19.
Disebutkan Nanang, yang juga konsultan keayahbundaan dan perlindungan anak itu, bahwa landasan sekaligus panduan praktik keayahbundaan yang perlu diterapkan secara utuh oleh para orangtua terhadap anak-anaknya haruslah bersubstansikan SMART CHILDREN.
Menurutnya, SMART CHILDREN sebagai landasan praktik ilmu keayahbundaan merupakan akronim dari spiritual values, method of scientific, attending, responsive, transformative, collaborative, humanist, inspitative, liberative, democratic, reflective, emphaty, dan natural.
Diuraikan masing-masing landasan ilmu keayahbundaan itu dan keterkaitan substansinya satu dengan yang lain.
“Dalam konteks spiritual value, ajaran agama yang ada sesungguhnya memiliki mutiara-mutiara inspirasi terkait pengasuhan dan pendidikan anak oleh keluarga. Dalam Islam, misalnya, anjuran kepada para Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada anaknya, jauh lebih dahulu muncul ribuan tahun yang lalu ketimbang anjuran WHO tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif yang muncul baru beberapa dekade yang lalu,” jelasnya.
Menurutnya, para orangtua juga perlu melengkapi diri dengan pemahaman mengenai beragam penemuan berbasis metode ilmiah terkait pengasuhan dan pendidikan anak, yang perkembangannya demikian dasyat sejak beberapa dekade terakhir ini.
“Seperti tergesernya paradigma kecerdasan tunggal IQ oleh paradigma baru tentang kecerdasan majemuk (multiple intligence) yang jauh lebih menghargai beragam potensi kecerdasan setiap anak. Tapi sialnya, meskipun paradigma kecerdasan tunggal IQ telah banyak terbukti menyesatkan, ternyata di Indonesia masih terasa kuat pengagung-agungan terhadapnya di tengah masyarakat, tak terkecuali di dunia pendidikan formal,” jelasnya lagi.
Begitu juga, lanjutnya, perkembangan di ranah neurosains, terkait bagaimana sebuah proses pembelajaran berlangsung ditingkatan sel-sel otak. Yang dari perkembangan di ranah neurosains itu membuka peluang bagi para orangtua, terkait pendekatan yang bisa dilakukan terhadap anak-anaknya agar proses pembelajar di dalam otak sang anak berlangsung efektif.
Pembicara lain adalah Drg Pramadita Allia, praktisi oral health, dan Drg Valdy Hartono. Pramadita menjelaskan dengan gamblang tentang cara-cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi anak-anak dan orang dewasa.
Sementara Valdy menyampaikan, informasi terkait keberadaan dan penggunaan aplikasi layanan konsultasi kesehatan gigi dan mulut, gigi.id yang mudah diakses, terlebih di masa pandemi ini. Acara berlangsung menarik dengan beragam hadiah bagi para peserta. (OL-13)
Baca Juga: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Diharapkan Temukan Variabel Aman untuk PTM
Di balik pusaran ritual haji, ada narasi lama yang nyaris luput, yakni kisah tentang keluarga, riwayat seorang anak yang dijaga, diuji, lalu diselamatkan, ihwal seorang ibu yang tak kenal lelah.
Layanan yang disediakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selama musim mudik lebaran Idulfitri 1446H dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi perempuan dan anak.
Dari 51 lembaga yang mengajukan di tahun 2024, sebanyak 47 lembaga berhasil memenuhi standar dan menerima penghargaan. “
Ada sekitar 10 prinsip, dan 23 indikator yang harus dijawab oleh perusahaan dengan mengisinya melalui aplikasi.
Hasil analisis BRIN dan Kemen PPPA, pemerintah daerah yang mencantumkan indikator perlindungan anak dalam indikator pimpinan daerah, dinilai relatif bagus.
Angka perkawinan anak terus menunjukkan tren penurunan
Tindakan orangtua yang sering dilakukan ke anak sejak kecil bisa membuat anak menjadi mudah cemas dan bahkan menjadi sosok pencemas saat dewasa.
SAAT seorang anak melakukan kesalahan, orangtua kerap marah hingga membentak anak baik secara sadar maupun tidak sadar. Hal tersebut bisa berdampak buruk pada emosi
Sekadar mengajari mengucapkan maaf, belum tentu membuat anak paham untuk memperbaiki kesalahan dan tentang perasaan orang lain. Akibatnya, ia bisa mengulangi kesalahan itu.
Iis Dahlia tampak selalu kompak dengan anaknya. Bagaimana cara agar orangtua dekat dengan anak seperti sahabat?
Pasangan pemengaruh (influencer) sekaligus Co-Founders Parentalk, Nucha Bachri dan Ario Pratomo telah menjalani pernikahan selama lebih dari 12 tahun.
Nucha mengatakan setelah menjadi seorang ibu, kesabaran juga tetap perlu dibangun dalam mengasuh anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved