Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Puan Maharani Apresiasi Bali Melalui Busana

Widhoroso
21/8/2021 22:50
Puan Maharani Apresiasi Bali Melalui Busana
Ketua DPR RI Puan Maharani(ANTARA)

BUSANA Bali yang dikenakan Ketua DPR RI Puan Maharani pada sidang Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD tahun 2021, 16 Agustus 2021 lalu merupakan bentuk apresiasi kepada Bali, provinsi yang paling cepat mencapai target vaksinasi. Cakupan vaksinasi di Pulau Dewata tersebut kini di atas 90 persen.

Hal itu diungkapkan pengajar Komunikasi Politik  Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi. "Makna busana Puan itu mengajak masyarakat Indonesia untuk mau divaksinasi dan mempercepat vaksinasi seperti di Bali,” kata Ari dalam keterangan yang diterima, Sabtu (21/8).

Ari mengatakan, vaksinasi oleh pemerintah adalah salah satu hal yang terus diawasi Puan sebagai pimpinan DPR yang mempunyai fungsi check and balance.  "Kita tahu selama ini Puan memang concern dengan ketersediaan vaksin, pemerataan vaksin, bahkan mendorong adanya vaksin untuk anak di bawah 12 tahun,” ujar Ari.

Ari menilai, busana dengan sentuhan Bali yang elegan ini adalah simbol optimisme bagi kebangkitan wisata, budaya, dan ekonomi Pulau Dewata setelah mencapai target vaksinasi. "Puan ingin menyampaikan bahwa setelah semua daerah mencapai target vaksinasi dan herd immunity, kita optimistis roda ekonomi yang mensejahterakan rakyat bisa berjalan lagi. Tidak cuma di Bali, tapi semua penjuru negeri," kata Ari.

Sementara itu, pakar busana Bali, Anak Agung Ngurah Anom Mayun K Tenaya mengatakan pakaian yang dikenakan Puan pada sidang paripurna DPR RI tampak indah dan anggun. Menurutnya, busana yang dikenakan politisi PDIP itu sebenarnya itu bukan Payas Agung, karena pakaian adat Bali itu hanya boleh dikenakan saat pelaksanaan Upacara Manusa Yadnya Utama oleh kalangan tertentu.

"Yang dipakai Puan adalah busana modifikasi madya. Hasil modifikasi rias Bali, bukan pakaian adat," ujarnya.

Lebih jauh, akademisi Prodi Fashion dari Institut Seni Indonesia Denpasar itu menjelaskan, keberadaan pakaian Bali sangat erat kaitannya dengan budaya tata cara upacara di Pulau Dewata. "Punahnya kain-kain asli Bali akibat dari budaya masyarakat sendiri seperti penyederhanaan upacara, yang biasanya menggunakan kain-kain sakral, akhirnya ditiadakan," papar Mayun. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya