Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
KASUS kekerasan terhadap anak dalam keluarga kian meningkat di tengah pandemi covid-19. Namun, segala bentuk tindak kekerasan terhadap anak itu perlu dicegah dan diatasi terlebih jika terjadi di lingkungan keluarga.
Hal itu ditegaskan oleh Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian PPPA Nahar Webinar Yayasan Lentera Anak bertajuk Berdamai dengan Pandemi, Tegar Melangkah Pasti, Jumat (16/7).
Ia mengatakan rumah yang seharusnya aman bagi anak, ternyata banyak catatan laporan kejadian-kejadian yang justru pelakunya berada di dalam rumah.
"Oleh karena itu, maka ini menjadi catatan dan kemudian membuat misalnya, beberapa upaya yaitu harus disesuaikan dengan situasi pandemi seperti sekarang ini," kata Nahar.
Dia menjelaskan strategi pertama yang digunakan terkait dengan upaya pencegahannya tentu ini dilakukan dengan beberapa langkah misalnya ketika masuk ke rumah-rumah, tertentunya yang harus digencarkan adalah sosialisasi atau memberikan pemahaman tentang bagaimana mengasuh dengan layak.
"Bagaimana keluarga, orang tua punya kapasitas untuk memberikan pengasuhannya layak, artinya jangan sampai maksudnya ingin menghentikan anak menangis tapi kemudian mengarah ke kekerasan," sebutnya.
Misalnya ketika anak tahu bahwa itu dilakukan kekerasan tetapi takut memberi tahu orang lain karena orang tua atau orang terdekat yang melalukan kekerasan. Upaya yang harus, kata Nahar, dengan bertugas strategi sosialisasi yaitu dengan menggunakan media sosial, membuat beberapa layer yang disebarkan melalui medsos.
"Kemudian kemana harus mengadu? Tentu beberapa telpon pengaduan telah dibuka, KPPA punya sahabat perempuan dan anak 129, enggak perlu pakai kode area sudah bisa dihubungi dari mana saja, KPAI juga ada dan beberapa lemabga perlindungan anak juga punya," terangnya
Nahar menegaskan bahwa yang harus dilakukan masyarakat yang melihat kekerasan anak atau korban bisa segera melaporkan ke layanan-layanan yang mungkin bisa melayani dengan cepat. Meskipun demikian, KPPA juga mengawal laporan-laporan tersebut.
"Jika ada faktor jarak atau adanya (peraturan) PPKM maka koordinasi harus dikuatkan, ketika ada laporan, kita tidak ada alasan untuk tidak akan menindaklanjuti," pungkasnya.
Sehingga skema-skema atau strategi-strategi yang digunakan untuk meningkatkan pencegahan dan pelayanan menangani kasus kekerasan anak akan dioptimalkan terlebih dalam situasi pendemi . (H-2)
Penting bagi keluarga maupun orangtua yang memiliki remaja bisa memahami perubahan perilaku remaja agar bisa mendeteksi dini jika anak mereka mengalami masalah kesehatan mental.
Istilah married single mom muncul di media sosial. Simak penjelasan fenomena ini berikut.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
PENGUATAN peran orangtua dibutuhkan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas kesehatan keluarga di tanah air.
PERUSAHAAN wajib membangun budaya kerja inklusif berdampak nyata bagi karyawan lintas tahap kehidupan dan kemampuan melalui kebijakan progresif yang relevan.
Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah lebih cenderung mengalami masalah perilaku, depresi, rasa rendah diri, dan kegagalan dalam pendidikan.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, langkah strategis untuk mengatasi sejumlah tantangan yang memicu kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera diterapkan.
DPRD Jawa Barat mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi Jabar akibat tidak berhasil meraih predikat provinsi layak anak oleh Kementerian PPPA
Wali Kota Jaya Negara menyampaikan, Kota Denpasar terus konsisten menjamin pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan
Kuatkan Ekosistem Perlindungan Perempuan dan Anak di Jawa Timur Lewat Kerja Sama Multisektor
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved