Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Menlu: Diplomasi Vaksin Bisa Percepat Pemulihan Global

Fetry Wuryasti
24/2/2021 17:15
Menlu: Diplomasi Vaksin Bisa Percepat Pemulihan Global
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI.(Antara/Muhammad Adimaja)

STUDI The ICC Research Foundation menemukan bahwa ekonomi global akan kehilangan sekitar US$9,2 triliun, jika pemerintah gagal mengembangkan akses ekonomi untuk akses vaksin covid-19.

Ketidakhadiran koordinasi multilateral dalam menggaransi akses dan distribusi vaksin, akan semakin membebani ekonomi di negara maju. Sementara itu, memperbesar masalah geopolitik dan ketidakpercayaan antar negara hanya menyusahkan kondisi global dalam penanganan covid-19.

Oleh karena itu, diplomasi vaksin menjadi penting untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi semua negara. Data per 21 Februari, kasus infeksi covid-19 global menurun sekitar 500 ribu orang dalam dua pekan terakhir, atau turun sekitar 16%. 

Baca juga: Masuk Kelompok Rentan, Lansia Jadi Prioritas Vaksinasi Covid

Jumlah laporan kasus aktif juga turun hampir setengahnya dalam lima pekan terakhir. Senada, laporan kasus kematian akibat covid-19 turun sekitar 10% dibandingkan minggu lalu. Hal ini sebagai dampak dimulainya program vaksinasi di beberapa negara.

"Beberapa negara telah meningkatkan kerja sama multilateral keuangan untuk mendukung tingginya kebutuhan pendanaan vaksinasi covid-19. Negara lain juga telah berkomitmen untuk membagi surplus pasokan vaksin ke negara berkembang," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam seminar virtual, Rabu (24/2).

Indonesia telah mengamankan vaksin covid-19 untuk kebutuhan nasional. Sejauh ini, negara maju telah registrasi 75% dari total vaksin covid-19. Di lain sisi, 130 negara bahkan belum memulai vaksinasi. Hanya enam negara Afrika yang sudah memulai progam tersebut.

"Kita juga melihat beberapa regional dan negara mengenakan pembatasan ekspor vaksin," imbuh Retno.

Baca juga: Guru Mulai Divaksinasi, Belajar Tatap Muka Dimulai Juli

Situasi ini menggarisbawahi urgensi kolaborasi internasional untuk menghadapi tantangan di masa pandemi covid-19. Indonesia telah menyuarakan pentingnya kerja sama tersebut sejak awal pandemi.

Retno pun menyampaikan kritik terhadap kolaborasi internasional untuk melawan covdi-19. Pertama, perlunya penguatan kerja sama internasional terkait isu kesehatan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Itu mencakup kesetaraan akses vaksin untuk semua negara.

Untuk jangka panjang, penguatan ketahanan global dan regional menjadi kunci untuk pengendalian pandemi covid-19 di masa depan. "Harus menjadi tanggung jawab kolektif bagi semua negara, untuk mempromosikan komitmen politik dan solidaritas," pungkasnya.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya