Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Waspada, Kegemukan Bisa Picu Penyakit Tulang Osteoarthritis

Mediaindonesa.com
05/9/2020 09:37
Waspada, Kegemukan Bisa Picu Penyakit Tulang Osteoarthritis
Risiko pemicu osteoarthritis di antaranya kegemukan hingga faktor penuaan.(Ist/Ilustrasi)

OSTEOPOROSIS (OP) dan osteoarthritis (OA) adalah keluhan pada tulang dan sendi manusia yang dirasakan atau terdeteksi pada saat bergerak ketika melakukan aktivitas.

"OP sendiri sering disebut patah atau hancurnya tulang yang tak lain sebagai akibat pembentukan tulang baru. Prosesnya (jauh) lebih lambat daripada pembuangan jaringan tulang lama," kata spesialis Ortopedi dr Yuliana Rianto, Sp.OT pada keterangan pers, Sabtu (5/9).

Spesialis Ortopedi dari Siloam Hospitals Balikpapan, dr Yuliana Rianto, Sp.OT. menjelaskan hal tersebut pada webinar kesehatan bertajuk 'Terdengar Mirip, Apakah Osteoporosis & Osteoarthritis itu? Bagaimana Cara Mencegah dan Mengobatinya'.

"Ada 'remodelling' tulang pada tubuh manusia. Artinya terjadi proses pembentukan dan penghancuran (tumbuh dan kembang) dengan seimbang," tutur dr Yuliana Rianto, Sp.OT.

Yuliana melanjutkan, dalam tubuh manusia tiga lokasi tulang menjadi teramat penting dalam menjaga kesimbangan tubuh yaitu tulang belakang, tulang (leher) pinggul, dan tulang pergelangan (tangan,kaki). 

Sementara itu, OA adalah suatu jenis peradangan (arthritis) yang terjadi ketika jaringan pada ujung ujung tulang (sendi) mengalami keausan atau pengapuran. "Risiko pada OA dapat terjadi antara lain kegemukan hingga faktor penuaan," sebut Yuliana.

Sedangkan pada wanita lebih berisiko diakibatkan adanya faktor genetik, riwayat trauma tulang dan lainnya. "Merokok dan kebiasaan mengkonsumsi minuman berakhol turut memicu peningkatan sel-sel penghancur tulang," imbuhnya mengingatkan.

Yuliana menjelaskan, bagian mana dari sendi yang sangat beresiko terjadinya OA yaitu sendi lutut karena penopang berat badan, lalu sendi tangan karena sering melakukan aktivitas dan sendi pinggul karena kurang beraktivitas. 

Cara mencegah dan mengobati OP dan OA dapat dilakukan melalui terapi tanpa obat, yaitu berolahraga, rutin melakukan gerakan seperti senam atau jalan santai sesuai jarak kemampuan. 

"Asupan nutrisi yang cukup, konsumsi susu pada usia dini, fisioterapi, aktivitas penguatan otot, termasuk cara awal guna  awal tindakan pengobatan OP dan OA,"  pungkas Yuliana.

Ia menganjurkan pasien OP dan OA datang ke rumah sakit yang memiliki fasilitas  Xray, MRI tulang dari terapi awal hingga pembedahan dan program pemulihan. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya