Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Edukasi Cegah Karhutla Sinar Mas Sasar Pendidikan Dasar

Mediaindonesia.com
06/2/2020 23:00
Edukasi Cegah Karhutla Sinar Mas Sasar Pendidikan Dasar
Ilustrasi pendidikan karhutla untuk anak(Dok. Sinar Mas)

PADA 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa lebih dari 900 ribu orang, termasuk anak-anak, menderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Selain itu, banyak sekolah terpaksa diliburkan sehingga mengganggu aktivitas belajar siswa. Kejadian ini juga muncul saat karhutla pada 2015.

Fakta itu mendorong Sinar Mas Agribusiness and Food memperluas komitmen pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui kampanye edukasi pencegahan karhutla untuk anak-anak pada 2020. 

Kampanye tersebut diwujudkan dalam peluncuran buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba untuk sekolah dasar (SD) di Ketapang, Kalimantan Barat.

Managing Director Sustainability and Strategic Stakehoholders Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food Agus Purnomo mengatakan, pendidikan sejak dini sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan yang positif saat anak-anak beranjak dewasa kelak. 

Baca juga : Karhutla 2019 Naik, Menteri LHK: Banyak yang di Sekitar Konsesi

Melalui kampanye edukasi itu, Agus berharap dapat menumbuhkan kesadaran dalam mencegah karhutla melalui cara yang menyenangkan sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan diingat anak-anak. 

"Sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang, kami berharap mereka membawa yang mereka pelajari dan laksanakan hari ini, khususnya berhenti membuka lahan dengan cara membakar," jelas Agus dalam keterangan resmi, Kamis (6/2).

Perusahaan pun menggandeng dinas pendidikan setempat dan para guru dalam pemberian materi edukasi yang dapat diakses dengan mudah dan dimengerti para siswa SD. 

Perusahaan juga berencana mengembangkan materi lanjutan untuk anak-anak di tingkat menengah dan mengembangkan program bagi para guru agar memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi pencegahan karhutla dengan cara lebih kreatif dan menyenangkan.

Agus menambahkan, dalam waktu enam bulan ke depan, pihaknya akan mengembangkan dan membagikan metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak mengenai pencegahan karhutla di semua tingkatan. 

"Target utama pada kampanye ini yaitu anak-anak yang berada di sekitar operasional perusahaan yang rentan terjadi karhutla. Saat ini kami bekerja sama bersama pemangku kepentingan terkait di Kalimantan Barat. Kami juga terbuka untuk menggali lebih jauh agar metode edukasi ini dapat digunakan lebih luas dalam membantu Indonesia terbebas karhutla," tutur Agus.

Sejak peluncuran kebijakan nihil bakar (zero burning policy) pada 1997, perusahaan menerapkan kebijakan tersebut di semua operasional perusahaan. Lantas mulai 2015, upaya tersebut diperluas kepada masyarakat di sekitar area operasional perusahaan yang sering terjadi karhutla. Berbagai kegiatan seperti Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dilaksanakan sejak 2016.

Baca juga : Jokowi Soroti Karhutla 2019 Meningkat

Komitmen perusahaan yang konsisten terhadap pencegahan karhutla menunjukkan hasil positif dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2015, titik panas dan titik api terus menurun. 

Bahkan cuaca kering ekstrem pada 2019, jumlah titik panas dan titik api dalam area konsesi dan sekitar area perkebunan relatif rendah.

Selain faktor alam, pemantauan perusahaan menunjukkan aspek manusia berkontribusi terhadap karhutla di sekitar operasi perusahaan, seperti kecerobohan saat membuang puntung rokok atau pembukaan lahan melalui metode tebang bakar.

Untuk memantau titik panas dan titik api di sekitar area perkebunan, Sinar Mas menyediakan laporan yang dapat diakses melalui website. 

Hal itu bertujuan agar kita tetap waspada meskipun berhasil menekan jumlah titik api dan menjaganya seminimal mungkin dalam konsesi dan desa-desa sekitar," pungkas Agus. (RO/OL- 7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya