Senin 03 Juni 2019, 18:33 WIB

Kampus Harus Kembangkan Nilai Moderat dan Kebangsaan

Dhika Kusuma Winata | Humaniora
Kampus Harus Kembangkan Nilai Moderat dan Kebangsaan

Dok. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Ismunandar,

 

SETARA Institute merilis hasil riset bertajuk Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa di 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hasilnya, 10 PTN tersebut menjadi tempat tumbuhnya kelompok Islam eksklusif transnasional yang berpotensi berkembang ke arah radikalisme.

Menanggapi itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menegaskan kampus sepatutnya mengembangkan nilai-nilai toleransi dan kehidupan yang inklusif. Berkembangnya ekslusifisme justru akan mencederai marwah pendidikan tinggi sebagai kawah candradimuka pembentukan nilai kebangsaan.

"Kami selalu mendorong kampus agar memupuk kehidupan kampus yang inklusif, moderat, toleran, dan gotong royong sebagai kepribadian khas bangsa kita yang takdirnya memang majemuk," ungkap Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Ismunandar, dihubungi Media Indonesia, Senin (3/6).

Baca juga : Kelompok Islam Eksklusif Picu Radikalisme di Lingkungan Kampus

Kesepuluh kampus tersebut ialah Institut Pertanian Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, dan Universitas Mataram.

Ismunandar mengatakan pihaknya akan mengkaji hasil penelitian tersebut dan melakukan pengecekan ulang temuan serta mendiskusikannya dengan para pimpinan perguruan tinggi terkait.

Mengenai antisipasi eksklusifisme yang berkembang, ia melanjutkan Menristekdikti Mohamad Nasir telah menerbitkan Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan.

Dengan diterbitkannya Permenristekdikti itu, pembinaan ideologi kebangsaan akan direalisasikan dengan pembentukan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB).

Kehadiran UKM PIB diharapkan bisa memperkaya sudut pandang mahasiswa dan tidak terjebak dalam pemikiran yang eksklusif.

Menurut Ismunandar, langkah yang paling baik untuk mencegah terus berkembangnya paham eksklusif dan intoleran di kampus ialah melalui upaya diskusi dan dialog.

"Beberapa langkah dari berbagai perguruan tinggi untuk terus memupuk atmosfer kampus yang inklusif dan toleran juga akan kami evaluasi. Langkah-langkah yang efektif akan diamplifikasi agar dampaknya lebih besar," ucapnya. (OL-8)

Baca Juga

Ist

Ramadan Berkah dan Berbuka Puasa di Kimaya Slipi Jakarta By Harris

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 30 Maret 2023, 14:16 WIB
Kimaya Slipi Jakarta by Harris ikut merayakan dan berpartisipasi di Bulan Suci ini dengan memberikan 2 penawaran khusus untuk...
Antara Foto/Adeng

Kecelakaan Lalu Lintas Tunggal Diminta Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan

👤M. Iqbal Al Machmudi 🕔Kamis 30 Maret 2023, 14:12 WIB
Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan dinilai perlu juga menjamin pengobatan pasien kecelakaan lalu lintas tunggal menggunakan...
Ist

Daewoong Ingin Tumbuh Bersama Indonesia melalui Industri Biofarmasi

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 30 Maret 2023, 13:43 WIB
Pertemuan itu untuk membahas penguatan kemitraan dan kerja sama kesehatan antara Korsel dan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya