Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
FILM Tinggal Meninggal menjadi momen spesial bagi aktor dan kreator konten Kristo Immanuel karena berduet menyutradarai film dengan istri Jessica Tjiu, sebagai ko-sutradara dan penulis skenarionya.
Kristo dan Jessica mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall, saat aktor filmnya bisa seakan-akan berbicara langsung kepada penonton.
"Aku bareng istri mengangkat tema comedy as coping mechanism alias komedi getir, berdamai dan menerima ujian hidup dengan tawa. Tema ini kami harapkan dapat membuat penonton terhibur dengan film ini pas tayang di bioskop mulai 14 Agustus nanti," kata Kristo, dikutip Kamis (5/6).
Kristo, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Zenial (kelahiran 1997, di antara Gen Z dan Milenial) menjelaskan proses riset filmnya. Riset dilakukan secara daring dan melalui obrolan langsung dengan teman-temannya yang Gen Z.
Ia juga berbicara dengan teman-temannya yang bekerja di agensi, karena latar tempat film ini adalah di sebuah agensi.
Tujuan riset ini adalah untuk memahami keresahan dan masalah yang dihadapi Gen Z saat ini, khususnya terkait dengan proses pendewasaan.
Karakter utama Gema dalam film ini digambarkan sebagai seseorang yang terpaksa dewasa, meskipun di dalamnya masih kecil. Hal ini akan menjadi poin yang perlu diperhatikan bagi penonton berusia 25 tahun ke atas namun masih merasa memiliki jiwa kanak-kanak (inner child).
Cuplikan (trailer) terbaru dan lagu tema orisinal film Tinggal Meninggal berjudul Tinggal oleh penyanyi Mawar De Jongh turut ditampilkan secara resmi kepada publik saat konferensi pers di Bioskop Megaria, Menteng, Rabu.
Setelah sukses dengan komedi film Agak Laen dan Kaka Boss, rumah produksi Imajinari Pictures optimistis dapat menghadirkan kembali sentuhan komedi yang unik lewat Tinggal Meninggal yang diproduseri oleh Ernest Prakasa dan Dipa Andika.
Film yang dipromosikan dengan tagar akronim;#Tingning merupakan film drama-komedi ketujuh sang produser.
Selain Mawar De Jongh (Kerin), para pemeran film ini, termasuk Omara Esteghlal (Gema), Nirina Zubir (Mama Gema), Mario Caesar (Danu), Ardit Erwandha (Ilham), Nada Novia (Naya), dan Mukhadly Acho (Cokro) turut berbagi pengalaman seru mereka selama proses syuting film tersebut. (Ant/Z-1)
Film dokumenter The Kinds in the Crowd mengisahkan perjalanan karier Simple Plan selama 25 tahun sebagai band punk rock.
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Saat ini, film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu yang disutradarai Monty Tiwa itu telah berhasil menembus 300 ribu penonton.
Satu cuplikan adegan film yang ditayangkan di saluran YouTube Falcon Pictures memperlihatkan tokoh Dono, Kasino, dan Indro berusaha membuat robot pembasmi kejahatan.
Film Assalamualaikum Baitullah tidak hanya menghadirkan kisah yang menguras emosi, tetapi juga menampilkan pendalaman karakter yang luar biasa dari para pemerannya
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved