Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
AKTRIS muda Tissa Biani memerankan karakter dengan gangguan mental dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja dengan pendalaman peran yang serius.
Tissa, dalam konferensi pers, Selasa (6/5), mengaku sampai mempersiapkan diri dengan riset peran yang komprehensif.
"Aku sampai melakukan riset peran mandiri dengan mewawancarai orang-orang untuk mendapatkan cara pandang karakter dengan mental health, mencari berbagai referensi bacaan terkait kesehatan mental, serta berdiskusi intens dengan sutradara untuk memahami visi karakter
secara utuh," kata Tissa.
Tidak hanya itu, Tissa juga mencari wawasan langsung dari psikolog profesional. Langkah itu diambil untuk memastikan penggambaran karakternya tidak hanya akurat, tetapi juga penuh empati.
"Memerankan seseorang yang memiliki kondisi kesehatan mental itu nggak mudah," ujar Tissa.
"Sebisa mungkin aku ingin merepresentasikan mereka dengan baik namun tetap apa adanya. Paham kesulitan mereka, paham cara mereka membawa diri di depan orang," lanjutnya.
Lebih lanjut, Tissa juga menjelaskan detail latihannya dalam menghidupkan karakter Aleiqa, yang digambarkan memiliki perubahan mood yang signifikan.
"Aku latihan gestur, cara melihat, sampai cara bicara orang seperti Aleiqa yang mood-nya naik turun," ungkapnya.
Cerita film yang ditulis selama tiga bulan oleh Teddy Soeriaatmadja itu akan mengangkat kesadaran tentang isu mental health yang masih
rendah di masyarakat.
Film yang berlatar di Jakarta tahun 2024 itu juga menampilkan lima tahap berduka (five stages of grief) yang ditunjukkan melalui karakter yang akan diperankan dua aktor-aktris muda, Bima Azriel (pemeran Ombak Kurniawan) dan Tissa Biani (pemeran Aleiqa), serta karakter yang lainnya diperankan Sha Ine Febriyanti (pemeran Kasih Kurniawan) dan Lukman Sardi (pemeran Restu Kurniawan).
Lima tahap berduka tersebut antara lain, dari penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), hingga sampai kepada penerimaan (acceptance).
Tahapan tersebut menggambarkan proses emosional yang dialami seseorang saat menghadapi trauma atau kehilangan besar.
Dengan menyoroti beragam perspektif setiap karakter dalam menghadapi duka, film ini menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki cara unik dalam mengatasi luka dan perasaannya.
Diselingi konflik-konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga dan pergaulan sehari-hari, diiringi alunan musik Waking Up Together with You dari Ardhito Pramono serta Tak Terima dari Sheila Dara Aisha dan Donne Maula, perjalanan keluarga Ombak dalam menghadapi kedukaan mereka dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu siap menghibur seluruh penonton bioskop Indonesia mulai 15 Mei 2025. (Ant/Z-1)
Film berjudul Surat Untuk Presiden mengisahkan tentang harapan, keteguhan hati, dan cinta keluarga.
Kolaborasi vokal Eva Celia dan Bilal Indrajaya diharapkan menjadi penghubung antargenerasi untuk menjadi penikmat cerita Rangga dan Cinta.
Menurut Nurra Datau, kemiripan dengan The Last Airbender terutama karena Panji Tengkorak juga mengusung visual dua dimensi dan koreografi pertarungan yang didasari oleh seni beladiri.
Nicholas Saputra menunjukkan seluruh bakatnya dalam film musikal Siapa Dia itu dengan berakting bahkan bernyanyi.
Aktor Nicholas Saputra memerankan empat karakter dari empat zaman berbeda, masing-masing dengan kisah cinta, tragedi, dan lagu utama tersendiri.
Garin Nugroho mengatakan sejarah sinema adalah sejarah kebangsaan, dan sejarah kebangsaan adalah sejarah para talent, aktris, penyanyi, penari dan sebagainya.
Kabar ini muncul 15 bulan setelah Millie Bobby Brown menikahi Jake Bongiovi, putra penyanyi rock Jon Bon Jovi yang berusia 23 tahun. Brown sendiri berusia 20 tahun saat itu.
Aktris senior Helen Mirren menegaskan sudah seharusnya James Bond diperankan oleh seorang laki-laki.
Tissa Biani mengaku cerita dalam film Panggil Aku Ayah cukup emosional membuatnya teringat akan sosok ayah kandungnya yang telah tiada.
Nayla Purnama menjelaskan film itu ingin menggambarkan bahwa kenikmatan yang terlihat di luar, tidak melulu baik.
Joanna Alexandra menyampaikan bahwa dia terakhir kali menjadi pemeran utama pada 2015.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved