Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
AKTRIS muda Tissa Biani memerankan karakter dengan gangguan mental dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu yang disutradarai Teddy Soeriaatmadja dengan pendalaman peran yang serius.
Tissa, dalam konferensi pers, Selasa (6/5), mengaku sampai mempersiapkan diri dengan riset peran yang komprehensif.
"Aku sampai melakukan riset peran mandiri dengan mewawancarai orang-orang untuk mendapatkan cara pandang karakter dengan mental health, mencari berbagai referensi bacaan terkait kesehatan mental, serta berdiskusi intens dengan sutradara untuk memahami visi karakter
secara utuh," kata Tissa.
Tidak hanya itu, Tissa juga mencari wawasan langsung dari psikolog profesional. Langkah itu diambil untuk memastikan penggambaran karakternya tidak hanya akurat, tetapi juga penuh empati.
"Memerankan seseorang yang memiliki kondisi kesehatan mental itu nggak mudah," ujar Tissa.
"Sebisa mungkin aku ingin merepresentasikan mereka dengan baik namun tetap apa adanya. Paham kesulitan mereka, paham cara mereka membawa diri di depan orang," lanjutnya.
Lebih lanjut, Tissa juga menjelaskan detail latihannya dalam menghidupkan karakter Aleiqa, yang digambarkan memiliki perubahan mood yang signifikan.
"Aku latihan gestur, cara melihat, sampai cara bicara orang seperti Aleiqa yang mood-nya naik turun," ungkapnya.
Cerita film yang ditulis selama tiga bulan oleh Teddy Soeriaatmadja itu akan mengangkat kesadaran tentang isu mental health yang masih
rendah di masyarakat.
Film yang berlatar di Jakarta tahun 2024 itu juga menampilkan lima tahap berduka (five stages of grief) yang ditunjukkan melalui karakter yang akan diperankan dua aktor-aktris muda, Bima Azriel (pemeran Ombak Kurniawan) dan Tissa Biani (pemeran Aleiqa), serta karakter yang lainnya diperankan Sha Ine Febriyanti (pemeran Kasih Kurniawan) dan Lukman Sardi (pemeran Restu Kurniawan).
Lima tahap berduka tersebut antara lain, dari penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), hingga sampai kepada penerimaan (acceptance).
Tahapan tersebut menggambarkan proses emosional yang dialami seseorang saat menghadapi trauma atau kehilangan besar.
Dengan menyoroti beragam perspektif setiap karakter dalam menghadapi duka, film ini menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki cara unik dalam mengatasi luka dan perasaannya.
Diselingi konflik-konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga dan pergaulan sehari-hari, diiringi alunan musik Waking Up Together with You dari Ardhito Pramono serta Tak Terima dari Sheila Dara Aisha dan Donne Maula, perjalanan keluarga Ombak dalam menghadapi kedukaan mereka dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu siap menghibur seluruh penonton bioskop Indonesia mulai 15 Mei 2025. (Ant/Z-1)
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Saat ini, film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu yang disutradarai Monty Tiwa itu telah berhasil menembus 300 ribu penonton.
Satu cuplikan adegan film yang ditayangkan di saluran YouTube Falcon Pictures memperlihatkan tokoh Dono, Kasino, dan Indro berusaha membuat robot pembasmi kejahatan.
Film Assalamualaikum Baitullah tidak hanya menghadirkan kisah yang menguras emosi, tetapi juga menampilkan pendalaman karakter yang luar biasa dari para pemerannya
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Chelsea Islan menjajal menjadi produser dalam film biopik Rose Pandanwangi. Selain menjadi produser, ia juga memerankan tokoh utama yakni penyanyi seriosa.
AKTRIS Davina Karamoy kini menjadi salah satu nama yang kian laris di industri perfilman Indonesia. Setelah melejit berperan sebagai ‘pelakor’ yang filmnya menjadi blockbuster
Nikita Willy mengatakan cara itu akan membantu sang anak belajar memilih apa yang diinginkan dan merasa lebih dihargai.
Film Sah! Katanya menceritakan lika-liku kehidupan Marni, anak bungsu dari empat bersaudara yang harus memenuhi wasiat ayahnya untuk menikah dengan putra sahabat sang ayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved