Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LAGU Sst Ada yang Marah dari Matta kembali mencuri perhatian publik setelah viral di berbagai platform media sosial. Lagu yang sempat populer di era 2000-an ini kini mengalami lonjakan popularitas berkat tren yang melibatkan para selebritas dan kreator digital.
Fenomena ini terlihat dari lebih dari 1,5 juta video yang telah dibuat menggunakan lagu tersebut.
Sejumlah figur publik seperti Fuji, Jerome Polin, Rachel Vennya, hingga para pemain sinetron Asmara Gen Z SCTV turut meramaikan tren ini. Berbagai tantangan dan konten kreatif yang menggunakan lagu ini pun bermunculan, membuatnya semakin viral di kalangan pengguna media sosial.
Tidak hanya itu, lagu Sst Ada yang Marah juga menjadi favorit di ranah musik remix. Berbagai versi DJ remix berhasil masuk jajaran trending di YouTube, menambah daya tarik lagu ini di kalangan pendengar baru maupun lama.
Menanggapi viralnya kembali lagu ini, Sunu, vokalis Matta, mengaku bersyukur dan senang.
"Alhamdulillah, senang," ujarnya singkat.
Menurut Sunu, ia sama sekali tak menyangka jika lagu ini akan kembali viral.
Lagu Sst Ada yang Marah sendiri bercerita tentang sebuah perkenalan dengan seorang gadis yang kemudian menumbuhkan rasa suka, tetapi situasi menjadi rumit karena ada seorang pria yang merasa cemburu.
"Inspirasi lagu ini berasal dari kejadian umum yang dialami banyak orang," beber Sunu.
Sunu melihat bahwa popularitas lagu ini bisa jadi dipengaruhi oleh tren musik remix yang sedang digandrungi.
"Banyak hal sih, mungkin di antaranya karena lagi musimnya remix, terus bisa jadi juga dari lirik dan lagunya yang easy listening," jelasnya.
Dari sisi musikalitas, ia mengungkapkan bahwa lagu ini terinspirasi dari berbagai musik luar, salah satunya lagu-lagu Destiny's Child. Namun, ia menegaskan bahwa lagu ini memang dibuat untuk sekadar didengar dan dinikmati.
"Nggak ada yang pengen disampaikan sih, hanya lagu buat didengar dan dinikmati aja, hiburan," katanya.
Kembalinya popularitas lagu ini menunjukkan bahwa musik era 2000-an masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Fenomena ini juga menjadi bukti bagaimana media sosial dapat menghidupkan kembali lagu-lagu lama dan memperkenalkannya kepada generasi baru.
Dengan tren yang terus berkembang, lagu Sst Ada yang Marah semakin membuktikan dirinya sebagai salah satu hits yang tak lekang oleh waktu. (Z-1)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved