Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
RAYN Wijaya menghadapi tantangan besar untuk menguasai seni mendalang Bali ketika membintangi film Made In Bali. Dia berperan sebagai Made.
Seni tradisional ini membutuhkan kemampuan yang kompleks, mulai dari keterampilan tangan, penguasaan bahasa kuno Bali, hingga sinkronisasi gerakan dengan musik gamelan.
Dalam waktu tiga hari, Rayn mempelajari dasar-dasar seni mendalang di bawah bimbingan seorang dalang lokal.
Tantangan terbesar bagi Rayn adalah memahami teknik memainkan wayang kulit, menggunakan bahasa tradisional yang digunakan dalam pementasan, dan mengoordinasikan gerakan tangan serta kaki agar sesuai dengan irama gamelan.
"Tanganku agak kaku, apalagi ketika harus mengetuk irama musik dengan kaki sambil memainkan wayang," ungkap Rayn, Senin (3/2).
Selain belajar langsung dari dalang profesional, Rayn juga melakukan observasi dengan berinteraksi bersama masyarakat lokal Bali.
"Ya, aku sering ke Bali, tapi jarang bergaul sama orang-orang lokal asli situ," ucapnya.
Menurut Rayn, pengalaman ini sangat membantunya mendalami karakter Made.
“Bergaul dengan masyarakat lokal membuat aku lebih memahami budaya Bali dan bagaimana seni mendalang menjadi bagian penting dalam tradisi mereka,” tambahnya.
Rayn berupaya menghidupkan seni mendalang secara autentik ke dalam film, bukan hanya sebagai tantangan akting, tetapi juga sebagai cara memperkenalkan seni tradisional Bali kepada penonton yang lebih luas.
Film Made In Bali menceritakan kisah cinta yang berlatar seni dan budaya wayang. Kisah ini mengikuti perjalanan hidup Made, anak seorang dalang terkenal di Bali, yang sejak kecil bersahabat dengan Niluh, seorang gadis berdarah Bali-Jepang.
Namun, hubungan mereka perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Kehadiran seorang pria misterius bernama Putu membuat hubungan Made dan Niluh semakin rumit.
Disutradarai Johar Prayudhi, Made In Bali menampilkan deretan aktor berbakat, termasuk Rayn Wijaya sebagai Made, Vonny Felicia sebagai Niluh, Victor Agustino sebagai Putu, dan Bulan Sutena. Turut hadir pula Shaqueena Medina, Lukman, Dian Sidik, Harindra, dan Roja Sudarsana yang melengkapi jajaran pemain. (Z-1)
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
Baim Wong secara emosional mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan para bintang film layar lebar seperti Christine Hakim hingga Oka Antara di film Sukma.
Aktor Lee Ji-hoon mengonfirmasi kabar bahwa polisi sempat dipanggil menyusul perselisihan yang terjadi antara dirinya dan sang istri.
Saat SMA di Jayapura, El Putra Sarira cenderung menjadi panitia acara 17 Agustus atau perayaan hari kemerdekaan.
Inilah 7 artis berstatus WNA yang berhasil meniti karier cemerlang di Indonesia, dari penyanyi hingga aktor. Siapa saja mereka? Simak daftarnya di sini!
Fan meeting kali ini menjadi acara resmi terakhir sebelum Yeo Jin Goo menjalani wajib militer, sehingga menambah makna mendalam bagi sang aktor maupun para penggemar setianya.
Demi debutnya di film musikal, Nicolas Saputra latihan menyanyi dan menari secara intensif selama sekitar dua bulan.
Magistus Miftah berhasil membuat Joko Anwar terkesan dengan kemampuan menari yang unik, dilakukan menggunakan sepasang sepatu hak tinggi atau heels.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved