Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYANYI, penulis lagu, multi-instrumentalist, dan produser, Atlesta kembali merilis lagu berbahasa Indonesia berjudul Sampai Kita Jadi Tua setelah merilis single sebelumnya, Selayang Serindu dan Gelora Bertemu yang dirilis beberapa bulan lalu.
Lagu ini menjadi pencapaian terbaik Atlesta dalam menulis dan merangkai lagu berbahasa Indonesia, karena di lagu ini, Atlesta semakin menunjukkan bagaimana dia berhasil mengemas lagu Indonesia dengan makin cantik, terasa lebih Pop-ist namun lagi-lagi tidak lepas dari benang merah tipikal musik Atlesta biasanya.
"Dari dulu aku ingin punya lagu yang punya based notasi mudah diingat dan disampaikan dengan begitu lugas, baru kesampaian di lagu ini kayanya, dan mungkin di lagu ini aku menyampaikan topik yang jarang aku bicarakan di lagu-laguku sebelumnya," ucap Fifan Christa, nama dibalik nama panggung Atlesta.
Baca juga : Atlesta Rilis Single Gelora Bertemu dalam Balutan Dangdut Modern
Sekilas didengar, lagu ini punya esensi bahagia di bagian chorusnya yang enerjik dengan lirik, "Bayangkan aku dan kamu di luar angkasa, bertemu bintang di ribuan senja". Padahal kalau didengar dari bagian verse awal sangat jelas jika ini ternyata lagu tentang perpisahan yang cukup sedih.
Pada part, "Sejak kau tak bersamaku, banyak musim yang berlalu" dijelaskan kalau semua cerita di lagu ini terjadi di masa lampau dan akhirnya diandai-andaikan dengan bagian chorus nya yang sangat fantasional.
Dalam lagu Sampai Kita Jadi Tua, Fifan juga mengatakan, "Boleh dibilang, sebenarnya lagu ini tentang cinta beda agama sih, yang mana aku sering mengalami itu, kenapa segalanya tak bisa dibuat sejalan disaat kita sudah saling mencintai tulus seperti tanpa kekurangan apapun."
Baca juga : Lomba Sihir Rilis Video Musik Tak Ada Waktu Tepat Untuk Berita Buruk
Tapi, dia juga menyampaikan, "Tapi, aku ingin lagu ini jadi sesuatu yang punya sisi indah-nya juga, mungkin aja aku membayangkan dua orang yang tumbuh bersama sampai mereka tua, dan bahagia selamanya di tiap semesta, so cute right? Ahaha!"
Fifan juga menyebutkan, "Proses produksi lagu ini aku kerjakan dengan sangat hati-hati, karena aku mau lagu ini punya kompleksitas tapi juga terdengar tetap sederhana, lagu ini sudah melalui lima kali aransemen yang dirombak, tapi menyenangkan memiliki lagu ini, seseru ini nguliknya!"
Sampai Kita Jadi Tua sendiri ditulis dan diproduksi oleh Fifan Christa, dengan notasi pada verse dibantu Hafizh Sasining dan Dimas dari The Rentenir di tengah sela sesi rekaman mereka di dalam studio POPSYOUGOOD di Malang.
Mulai 24 September 2024, Sampai Kita Jadi Tua sudah bisa didengarkan di semua platform streaming digital, beserta lirik video yang sudah tersedia di YouTube. (Z-1)
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi hadir dengan warna musik yang segar: ritme perkusi enerjik yang memicu suasana pesta berpadu dengan raungan gitar post-punk dan industrial.
Single terbaru Pikotaro, CHANCHANKO KANREKI60, yang ditulis untuk program NHK, Minna no Uta, yang ditayangkan Juni hingga Juli 2025, kini sedang streaming di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved