Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Film Seni Memahami Kekasih dan Cinta Orang Biasa

Fathurrozak
28/8/2024 19:21
Film Seni Memahami Kekasih dan Cinta Orang Biasa
Agus Mulyani (kiri) dan Kalis Mardiasih (kedua dari kiri)(MI/Fathurrozak)

FILM Seni Memahami Kekasih produksi IDN Pictures akan tayang mulai  5 September 2024. Film yang disutradarai Jeihan Angga ini diangkat dari buku berjudul Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi (Agus Magelangan). Buku tersebut mengisahkan perjalanan cinta pasangan penulis Agus dan Kalis Mardiasih, yang kini menjadi pasangan suami istri.

Film yang dibintangi Elang El Gibran (memerankan Agus Mulyadi), Febby Rastanty (Kalis Mardiasih), Sisca Saras, Inayma, Devina Aureel, Yusril Fahriza, dan Benidictivity Siregar ini bergenre komedi romantis yang mengangkat kisah cinta orang-orang biasa.

Kalis Mardiasih, mengungkapkan ia awalnya tidak merasa yakin tentang kisah cintanya yang diangkat ke dalam film. Namun, ia merasa karena banyak penduduk Indonesia yang berada di kelas menengah, kisahnya pun bisa merepresentasikan banyak orang.

Baca juga : Kisah Percintaanya Diangkat Jadi Film, Agus Mulyadi Merasa Selevel Habibie 

“Temanya kisah cinta orang biasa. Apa pentingnya sebenarnya buat banyak orang dan masyarakat Indonesia menyimak cerita kami? Namun setelah berpikir lebih lama, sebetulnya, kelompok masyarakat elite di Indonesia itu kan 1%. Sisanya, 20% kelas menengah, dan ada kelompok lainnya lagi 80%. Jadi mayoritas di Indonesia itu ya common people. Kayak cerita cinta naik motor, kehujanan neduh dulu. Kelas pekerja biasa, yang hiburannya cari makan di warung tenda setelah bekerja. Dengan obrolan penuh ketakutan dan kekhawatiran masa depan  tapi di sisi lain optimistis memperjuangkan kisah cintanya,” terang Kalis Mardiasih tentang filmnya yang diangkat menjadi film Seni Memahami Kekasih dalam sesi content day di kantor pusat IDN, Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, (28/8).

Kalis pun melanjutkan, banyak dari pengikutnya di media sosial sebenarnya juga sudah mengikuti perjalanan cintanya bersama Agus. Banyak dari mereka yang penasaran dan ingin mengajak pasangan mereka untuk menonton film ini. 

“Sebagian besar follower kami itu tahu kami banget. Mengikuti dari zaman dulu. Karena sering share juga tantangan apa yang kami hadapi sebelum menikah. Bukan cuma yang sifatnya materialistik seperti ekonomi tapi juga tentang perbedaan nilai. Rata-rata follower sudah ikuti banget kisah kami,” lanjut Kalis.

Baca juga : Sisca Saras Jadi Perempuan dengan Hidup Berantakan di Film Seni Memahami Kekasih

Menurut Kalis, film ini pun dirilis pada momentum yang tepat, ketika banyak konten di media sosial yang bersifat ‘classist’ seperti narasi tidak boleh jatuh cinta dalam keadaan miskin, atau tidak boleh menikah jika miskin.

“Jatuh cinta itu hak, kesehatan seksual dan reproduksi juga hak. Mau nikah atau tidak, itu juga hak. Sedangkan, miskin, itu kondisi. Itu dua faktor yang berbeda gitu. Dan justru di sini nih, memperjuangkan hak-hak orang itu, gitu ya. Lo mau miskin, mau apa gitu kan, tapi tetep itu semua adalah hak-hak kamu. Menikah, enggak menikah itu hak. Karena selama ini kan orang bilang kalau miskin jangan menikah, enggak, aku enggak setuju,” lanjut Kalis.

Sementara itu, Agus Mulyadi menambahkan, meski filmnya diangkat dari buku yang ditulisnya, ia mengatakan dalam alih wahana karya ada perbedaan. Seperti halnya komedi yang ada di buku dan film. Di buku, komedi yang ditunjukkan lebih tekstual. Sementara di film, komedi yang ditunjukkan lebih absurd.

Di film ini yang ingin kami sampaikan adalah nilai-nilai secara universal. Misalnya bagaimana memperjuangkan cinta itu, bagaimana caranya, bagaimana orangtua itu bersikap agar bisa memberikan kebebasan kepada anaknya. Jadi sisi-sisi nilai-nilai universal yang memang jadi tujuan di film ini adalah untuk orang-orang lintas usia,” tambah Agus. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik