Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
FILM memiliki kemampuan unik untuk membangkitkan kenangan dan emosi yang mendalam dalam diri penontonnya. Salah satu film yang berhasil menciptakan jejak tak terlupakan di benak generasi 90-an adalah "Joshua oh Joshua".
Diproduksi oleh Rapi Films dan disutradarai oleh Edward Sirait, film ini menawarkan kombinasi yang sempurna antara drama dan musikalitas yang tak terlupakan.
Dalam "Joshua oh Joshua", penonton diajak mengikuti perjalanan hidup seorang anak laki-laki cerdas bernama Jojo yang diperankan dengan luar biasa oleh Joshua Suherman.
Baca juga : Banyak Peminat, Pagelaran Musikal Ken Dedes Dipentaskan Kembali
Bersama sahabatnya, Jejen (diperankan oleh Mega Utami), mereka menjalani kehidupan di tengah kesulitan namun tetap mempertahankan semangat dan harapan.
Karakter Nani, dimainkan oleh Cut Keke, menjadi sorotan dalam film ini sebagai sosok ibu tiri yang keras dan tidak menyenangkan bagi Jojo. Sedangkan Anjasmara dan Desi Ratnasari memerankan orang tua kandung Jojo, yang sebenarnya adalah orang kaya yang baik hati.
Konflik keluarga yang kompleks ini memberikan latar belakang yang kuat bagi cerita film. Sejak kecil, Jojo harus belajar beradaptasi dengan kehidupan yang sulit, termasuk menjadi anak jalanan untuk mencari uang demi kebutuhan sehari-hari. Cerita tentang perjuangan Jojo, dari
Baca juga : SBK Indonesia Galakkan Festival Kesenian Nusantara
kecil hingga dewasa, memberikan inspirasi bagi penonton untuk tetap bersyukur dan berusaha menghadapi tantangan hidup. Sejalan dengan pesan moralnya, "Joshua oh Joshua" juga menyoroti tema pengorbanan, keluarga, dan harapan.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Jojo tetap memiliki mimpi besar dan tekad kuat untuk meraihnya. Film ini mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa sulitnya keadaan, selalu ada harapan dan peluang untuk meraih impian kita. Durasi film yang sekitar 90 menit membuatnya sangat cocok untuk dinikmati oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu, kehadiran elemen musikal dalam film ini, termasuk lagu-lagu populer seperti "Andai Aku Jadi Kaya" dan "Nasib Diriku", menambah kesan yang tak terlupakan bagi para penonton.
Untuk mengenang film masa kecil ini, Komunitas Cerita Beda Hak Sama menampilkan Teater Musikal Joshua oh Joshua pada tanggal 6 - 7 Juli 2024 mendatang di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Tak hanya diperankan oleh cast yang sangat ekspresif dan bertalenta, teater ini juga dimeriahkan oleh berbagai artis dan selebgram seperti, Andovi Da Lopez, Ingrid Widjanarko, dan Teuku Rizky atau Kiki CJR. Yuk, follow dan kepoin instagram @ceritabedahaksama untuk informasi lebih lanjut! (Z-8)
Lakon lahir dari respons terhadap perubahan kondisi lingkungan pesisir dan laut, akibat aktivitas penambangan pasir laut, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.
UKM Teater 28, Universitas Siliwangi menampilkan karya berjudul "Arah Menuju Temaram" dalam rangkaian Pentas Keliling 2025 dilakukan di Kota Tasikmalaya, Cirebon, Tegal dan Wonosobo.
Meski membawa tema-tema yang cukup berat, Teater Teriakan menegaskan bahwa pertunjukan mereka tidak dimaksudkan untuk menyindir atau menyerang pihak tertentu.
Pementasan teater ini dilakukan oleh YAI yang sudah 13 tahun aktif mengadakan penyuluhan kanker anak di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Pascal Phoa ikut berperan dalam drama Macbeth, yang diselenggarakan di Circle in the Square Theatre di New York, Amerika Serikat (AS).
SEBUAH pertunjukan teater yang diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris, Nick Payne, dengan judul Constellations, hadir di Jakarta. Diproduksi oleh Teater Pandora,
REALITY Club bersiap melahirkan single baru berjudul 'You’ll Find Lovers Like You and Me' pada Jumat (27/6). Bercerita tentang perenungan dari kisah masa lalu
Akomodasi yang dekat lokasi venue konser penting demi menghindari macet dan sulitnya mencari transportasi umum.
All For You adalah single keenam Audi Kirana, yang menawarkan pendekatan yang ceria dan bercerita bagi mereka yang berjuang untuk memprioritaskan kebutuhan dan kebahagiaan mereka sendiri.
Kehadiran Monita Tahalea menambahkan kedalaman emosional tersendiri pada lagu Titik Nadir dari Kahitna.
Sejak awal, Main-Main di Cipete telah menjadi ruang penting bagi regenerasi musisi muda di Indonesia, menghadirkan puluhan penampil dari berbagai kota dan genre.
Aye! dari GLAS dan Eka Gustiwana menyuguhkan warna musik yang fresh dengan penggunaan alat musik tradisional Betawi, tehyan, serta lirik yang dibumbui bahasa Betawi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved