Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BAND asal London, Inggris, PREP, merilis album terbaru mereka The Programme lewat Bright Antenna Records.
Digarap bersama produser asal Prancis, Renaud Letang, yang juga membantu rilisan dari Feist, L'impératrice, dan Benny Sings, di album ini, PREP mempertajam ciri khas musik yang selama ini mereka bawakan.
Pada album ini, PREP menghadirkan banyak elemen musik disco era 70-an.
Baca juga : Fabio Asher Rilis Album Everlast
The Programme adalah album yang menampilkan sisi PREP yang bisa dibilang paling percaya diri.
"Ddi album ini, kami menampilkan banyak sisi kegemerlapan melalui elemen-elemen kecil yang berani dan juga memilih beberapa sound yang terdengar megah, sampai di mana beberapa ada yang terasa sangat antemik—Semua ini merupakan hasil dari pengalaman kami pergi tu dan berbermain langsung di tempat-tempat ikonik di seluruh dunia. Lagu-lagu pada album ini juga bercerita bagaimana kita mencari dan menemukan sebuah koneksi atau hubungan dengan orang-orang dari awal bertemu sampai momen perpisahan," jelas band ini.
"Secara musik, kami juga banyak membawa lagu-lagu terbaru kami ke tempat yang lebih besar. Secara pendekatan menulis lagu, kami memilih untuk lebih introspektif. Kami juga membuka diri untuk lebih banyak berkolaborasi dengan orang lain dibandingkan pada lagu-lagu sebelumnya - di Eropa, Amerika Serikat, dan juga Asia. Tetapi di waktu yang bersamaan, lebih dari apapun yang pernah kami lakukan, album ini terdengar seperti kami berempat sedang bermain bersama di dalam satu ruangan," lanjut PREP.
Baca juga : The Cottons Rilis Album Mini Harapan
Pada single utama, Close As We Get (feat Vicky Farewell), PREP berbagi, "Ketika kami berada di studio dengan Vicky Farewell, hal pertama yang ia mainkan adalah sebuah alunan piano yang indah—mengalir seperti lagu balada tahun 90-an. Begitu lah awal mula dari lagu ini"
"Inti dari lagu ini adalah momen di mana kita telah memiliki sebuah pemikiran tentang seseorang yang kita sukai, dan bagaimana kita terlintas akan kehidupan lain yang mungkin mereka bayangkan untuk diri mereka sendiri. Meski rasanya kita Ingin sekali tahu apa yang ada di pikirannya, namun di satu sisi ada rasa ketakutan untuk bertanya karena takut merusak situasi yang sedang berjalan dengan baik."
Para anggota PREP—Vokalis sekaligus penulis lirik dalam band ini, Tom Havelock, pemain keyboard Llywelyn ap Myrddin, drummer Guillaume Jambel, dan produser sekaligus gitaris Dan Radclyffe—mulai menulis The Programme di London pada 2023.
Baca juga : Enchante, Album Pertama Tim Atlas
Meskipun grup ini awalnya memulai dengan niat mengeksplorasi genre R&B dan soft rock Amerika tahun 70-an dan 80-an melalui pendekatan musik kontemporer, dalam tahun-tahun berikutnya, PREP mengasah suara yang tidak salah lagi milik mereka.
Pembentukan gaya unik ini memungkinkan mereka untuk membawakan ulang lagu hit Harry Styles, As It Was, dan membuatnya terdengar seperti lagu milik PREP.
Kini, cover tersebut telah meraup lebih dari puluhan juta kali plays dan komentar positif di kanal YouTube mereka.
Baca juga : Maliq & D'Essentials Rilis Album Can Machines Fall In Love?
Beberapa orang juga mengatakan "Cover ini membuat lagu original dari Harry terdengar seperti cover". Sekarang, mereka memutuskan, inilah waktunya untuk keluar dari zona nyaman yang telah mereka bangun.
Hasil kolaborasi band ini dengan Renaud membuahkan album yang terdengar abadi dengan sentuhan rasa kosmopolitan. Menghadirkan banyak musisi seperti —Eddie Chacon, penyanyi sekaligus penulis lagu asal Thailand Phum Viphurit, penyanyi-penulis lagu asal LA Vicky Farewell, dan pemain keyboard asal Montreal Anomalie— semua kolaborasi di album ini berhasil membawa inspirasi baru dan membantu PREP memproduksi nuansa baru untuk musiknya.
Meskipun baru memasuki album kedua dalam karier bermusik mereka, 'sementara ini The Programme' terasa seperti album yang memberikan gambaran puncak dari proyek musik dari PREP.
Padahal niat awal proyek ini merupakan sebuah eksperimen iseng. Namun seiring waktu, proyek musik ini berkembang secara cepat dan menjadi sebuah fenomena yang ramai dibicarakan di seluruh dunia.
Kini, evolusi musik mereka terlihat semakin jelas —melalui salah satu lagu yang ada di album terbarunya yang berjudul Last Plane Out, musik yang dibawakan PREP sekarang bisa disandingkan dengan lagu skala stadion ala Phil Collins. Tidak disangka bahwa lagu seperti ini bisa dikeluarkan dari grup musik ini.
Dengan album terbarunya, sekarang PREP siap naik ke tingkat selanjutnya dalam karir bermusiknya di skala global.
PREP juga baru saja menyelesaikan tur Asia 2024 mereka, Mei lalu .Mereka sukses menggelar pertunjukan di kota-kota wilayah Asia seperti Bangkok, Taipei, Singapura, Kuala Lumpur, Jakarta, dan Manila.
Di tahun sebelumnya, mereka juga menjalani tur Asia dengan tampil di VERY Festival di Thailand sebelum menuju ke Tiongkok untuk serangkaian pertunjukan utama, lalu mengakhiri perjalanan tersebut dengan tampil Clockenflap di Hong Kong.
Saat ini, PREP telah memiliki lebih dari 570 ribu monthly listeners dari Asia Tenggara, dan waktu yang mereka habiskan di Asia menjadi momen penting bagi PREP untuk terus mengembangkan sound mereka. (Z-1)
Lepaskan dari Joanna Andrea adalah sebuah lagu yang membahas tema yang sangat relevan: red flags dan hubungan toxic dalam hubungan percintaan.
Kental dengan melodi serta alunan musik yang groovy, All In menjadi ajang James Vickery untuk menunjukkan kapasitas vokal dia yang mengesankan.
Lagu terbaru Jessia adalah sebuah anthem serba upbeat yang merayakan diri kita sendiri seraya kita meninggalkan hal-hal yang tidak baik dalam kehidupan ini.
Karya Seni Favorit adalah balada cinta yang menampilkan sisi baru Govinda yang lebih tenang, lebih dewasa, dan lebih jujur secara emosional.
Stepper dari Good Charlotte dirilis pada Jumat (18/7), diproduseri oleh Zakk Cervini dan Jordan Fish, dengan lirik dan melodi ditulis langsung oleh Benji dan Joel Madden.
Lagu baru Elijah Woods, Ghost On The Radio, itu dibagikan bersamaan dengan pengumuman tentang album perdananya, Can We Talk?, yang akan hadir pada 14 Oktober 2025.
Penyanyi, penulis lagu, dan sensasi Gen-Z asal Amerika Serikat (AS), Alex Warren, telah merilis album baru, You'll Be Alright, Kid, lewat Atlantic Records, Jumat (18/7) lalu.
Tiga lagu baru masuk di dalam tracklist versi deluxe album Grentperez tersebut yaitu Girl at the Station (feat. Jeremy Passion), Peace of Mind, dan Might Not Be.
Lagu utama Terbang Tinggi ciptaan Haris The Brother yang dibawakan Evolette menjadi anthem perpisahan yang penuh semangat dan harapan, diciptakan untuk merayakan momen kelulusan sekolah.
Dirilis secara independen, EP Hatred dari Threatened memuat empat lagu penuh energi, yaitu Aimless Hatred, We Are Threatened, Untamable, dan Lawan.
Sepenuhnya diproduseri oleh Jackson Wang, album ini menjadi evolusi berani dari sosok Magicman, alter ego yang dulu diciptakan untuk menyembunyikan emosi tergelapnya.
Lagu Awaken sekaligus menandai akhir dari perjalanan panjang menuju album debut Abirama, The Story Unfolds, yang akan dirilis pada 25 Juli 2025 mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved