Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
SEBAGAI pelakon seni peran, aktor muda, Deva Mahenra, 33, mengaku tak pernah kehabisan tenaga untuk terus mengeksplorasi berbagai jenis medium untuk berakting. Sejak kemunculannya di industri entertainment, Deva mengatakan ia telah mencoba berbagai medium seni peran hingga membawanya menjadi salah satu aktor terbaik di Indonesia.
Bermula dari penyiar radio lokal di Bali, Deva terus belajar dan mencari profesi lain yang dapat menunjang kemampuan dirinya. Deva mengaku pernah menjadi pemarin disjoki (DJ), MC pernikahan sampai akhirnya menjadi aktor.
“Gue itu selalu make sure apa pun yang gue lakukan, meski itu menurut orang random, gue menikmati. Karena gue emang selalu ingin belajar. Setelah dari penyiar itu, aku sempat nge-DJ, terus jadi MC, biasanya kalau penyiar itu kan merembetnya jadi MC, itu semua gue pelajarin dan eksplor terus,” ujar Deva dikutip dari YouTube HAHAHA TV, Minggu (24/9).
Baca juga: Pasangan Selebritas Deva Mahendra dan Mikha Tambayong Menikah
Deva juga menceritakan awal mula ia terjun ke dunia seni peran. Ia menyebut ada beberapa tawaran yang datang untuk menjadikan dia pemain figuran di FTV. Tetapi, Deva selalu menolak karena ia ingin diberi tantangan lebih.
“Gue nggak mau karena cuma disuruh duduk di café, cuma lewat-lewat. Gue nggak mau. Gue bilang, kalau ada dialog, scenenya banyak, gue akan terima. Karena gue akan buktikan kalau gue bisa,” kata Deva.
Sampai akhirnya ada agency yang mempercayai Deva untuk memerankan pendamping pemeran utama dalam FTV, akhirnya pria kelahiran Ujung Pandang, Makassar itu menerima bermain untuk pertama kalinya di seni peran.
Baca juga: Deva Mahenra Lakukan Debut Tetaer Lewat Monolog Di Tepi Sejarah
Kala itu, Deva bermain bersama aktor ternama Ramon Y Tungka. Deva mengaku sangat senang karena debut pertamanya sudah bisa bermain dengan aktor besar dan mendapatkan scene yang cukup banyak.
“Gue inget banget waktu itu gue jadi temannya si Ramon Y Tungka. Karena jadi sahabatnya, otomatis gue selalu nempel sama pemeran utama dong. Dari situ gue belajar, oh begini dunia acting. Gue juga baru tahu ternyata untuk satu adegan itu harus take beberapa kali. Dari situ juga gue mulai banyak tawaran untuk syuting FTV di judul yang lain,” ungkap Deva.
Tak berhenti dari situ, Deva terus mendapatkan tawaran untuk bermain sinetron. Selang waktu berjalan, akhirnya ia mendapatkan tawaran untuk bermain di layar lebar untuk pertama kalinya di tahun 2013.
Meski dalam peran film Kisah Tanah Jawa Deva bukan pertama kalinya bermain di film horor, Deva mengatakan dalam film itu ia mendapatkan begitu banyak kesan dan cerita yang tak terlupakan.
Dia menceritakan satu pengalaman yang sepertinya akan selalu dialami para aktor yang sedang syuting film horor, yakni melihat kru atau bahkan aktor lain kesurupan. Hal ini juga dialami oleh Deva saat berada di salah satu lokasi syuting, yang mana ada pohon beringin berusia ratusan tahun.
Saat pertama kali tiba di lokasi syuting, Deva sukses dibuat takjub. Dia takjub lantaran set yang ada di lokasi syuting benar-benar menghantarkan hawa mistis yang begitu kental. Deva sendiri mencoba untuk tetap menghormati sekitar, namun ia juga berusaha tak terlalu peduli dengan hal-hal tak kasat mata yang sesekali mengganggunya.
"Pas syuting, pas gue dateng set-nya udah begitu, gue mencoba untuk jadi orang yang tetep respect sama lingkungan, tapi somehow ignorance juga lah sama hal-hal yang nggak perlu juga gue rasain. Jadi gue denial aja selama syuting," tutur Deva.
Pada satu momen, Deva mengungkap ada salah seorang ekstras yang tiba-tiba kesurupan. Momen itu terjadi saat proses syuting hendak berakhir.
"Kayak misalnya ada kru kesurupan, gue tinggal aja, gue nggak mau nonton. Ada beberapa kali. Hari pertama kita syuting di set beringin tuh. Mereka habis latihan kan ngucapin mantra-mantra, nah final cek tiba-tiba ada suara (kayak serigala) melonglong, ternyata salah satu ekstras-nya," bebernya.
Melihat ada pemain yang kesurupan, alih-alih ikut membantu, Deva justru pergi dari tempat tersebut. Ia memilih untuk tidak melihat insiden kesurupan itu. Bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan Deva lantaran ia tidak ingin kejadian horor tersebut malah mengganggu fokusnya dalam membawakan karakter yang diperankan dalam film.
"Kalau udah kayak gitu-gitu gue tinggal aja ke basecamp. Gue nggak mau hal-hal kayak gitu nantinya malah ngaruh ke gimana gue ngebawain karakternya. Gue juga bukan orang yang menikmati konten-konten horor, including film," pungkasnya. (Z-10)
Nicholas Saputra menunjukkan seluruh bakatnya dalam film musikal Siapa Dia itu dengan berakting bahkan bernyanyi.
Aktor Nicholas Saputra memerankan empat karakter dari empat zaman berbeda, masing-masing dengan kisah cinta, tragedi, dan lagu utama tersendiri.
Dian Nitami mengatakan karakter fiktif hakim Hanum dalam film Keadilan: The Verdict diceritakan ingin memberikan keadilan yang setara dari situasi yang kurang adil buat semua pihak.
Oka Antara membagikan pengalamannya bekerja sama dengan Baim Wong dalam film horor misteri Sukma.
Aktor Fedi Nuril hadapi tantangan baru dalam kariernya lewat film horor Sukma garapan Baim Wong.
Aktor Lee Ji-hoon mengonfirmasi kabar bahwa polisi sempat dipanggil menyusul perselisihan yang terjadi antara dirinya dan sang istri.
Kabar ini muncul 15 bulan setelah Millie Bobby Brown menikahi Jake Bongiovi, putra penyanyi rock Jon Bon Jovi yang berusia 23 tahun. Brown sendiri berusia 20 tahun saat itu.
Aktris senior Helen Mirren menegaskan sudah seharusnya James Bond diperankan oleh seorang laki-laki.
Tissa Biani mengaku cerita dalam film Panggil Aku Ayah cukup emosional membuatnya teringat akan sosok ayah kandungnya yang telah tiada.
Nayla Purnama menjelaskan film itu ingin menggambarkan bahwa kenikmatan yang terlihat di luar, tidak melulu baik.
Joanna Alexandra menyampaikan bahwa dia terakhir kali menjadi pemeran utama pada 2015.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved