Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Dari ruang kelas ke lapangan, dari teori ke persahabatan. Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya yang membentuk wajah pembangunan global yang adil dan berkelanjutan.
Selama satu bulan di Taoyuan, Taiwan, bukan deru mesin atau hiruk-pikuk pasar yang menyambut hari, melainkan suara tawa, diskusi hangat, dan presentasi dalam berbagai aksen bahasa dunia. Kota yang dihuni oleh 2,3 juta orang tersebut kini memiliki tempat dalam memori 46 orang dari 36 negara.
Program pelatihan yang berlangsung dari 16 Mei hingga 13 Juni 2025 itu tak ubahnya laboratorium pembangunan global. Terbagi dalam dua grup, yaitu 161st Regular Session on Land Policy and Rural Development dan 162nd Regular Session on Land Taxation and Valuation. Peserta diajak menyelami isu-isu besar yang kerap kali diabaikan, dari pajak tanah, penilaian properti, hingga keadilan distribusi sumber daya.
Media Indonesia berkesempatan mengikuti program pelatihan tersebut di dalam grup 162nd Regular Session on Land Taxation and Valuation, mewakili Indonesia. Di Tiga minggu pertama, peserta menyerap pengetahuan langsung dari para pengajar yang kompeten.
John E. Anderson dari University of Nebraska, William F. O’Brien, Jr. dari Worcester State University, serta pakar-pakar dari Taiwan seperti Chien-Wen Peng dan Ming-Hung Yao menjadi fasilitator dalam pelatihan di grup tersebut. Mereka bukan sekadar akademisi, melainkan juga praktisi yang hidup di jantung kebijakan dan implementasi lapangan.
Topik pelatihan dirancang bertahap, mulai dari teori ekonomi dan kebijakan pajak, keuangan publik lokal, hingga sistem dan inovasi penilaian tanah. Lalu di pekan keempat, para peserta diajak mengunjungi Biro Keuangan Kota Taichung, Biro Pajak Kabupaten Changhua, hingga Sun Moon Lake, mengamati praktik nyata sambil mengagumi keindahan Taiwan.
Setiap Jumat, ruang kelas berubah menjadi forum antarbangsa. Masing-masing peserta mempresentasikan bagaimana negaranya menangani perpajakan, reformasi agraria, hingga dinamika sosial-ekonomi terkait pertanahan. Sesi ini menjadi jembatan pengetahuan, memperlihatkan bahwa meski tantangan berbeda, semangat perubahan tetap universal.
Salah satu peserta, Carmen Gloria Sotomayor Méndez, Inspektur Penilai dari Direktorat Jenderal Pajak Chile, menyebut pengalaman ini sebagai momen penuh nilai.
"Program ini juga memungkinkan peserta untuk saling bertukar pengalaman dari berbagai negara melalui diskusi isu-isu nyata, sehingga memperkuat pengembangan keterampilan dan wawasan dalam kebijakan fiskal, keuangan perkotaan, infrastruktur, dan perpajakan properti" ujarnya.
Abdulkareem Osman Essa, Wakil Direktur Bidang Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan dan Pembangunan Pedesaan Somaliland mengatakan, selama satu bulan penuh mengikuti pelatihan di Taiwan, ia tak hanya mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana negara-negara beroperasi menjalankan kebijakannya, melainkan tali persahabatan baru.
"Semua peserta kini telah menjadi teman dan keluarga baru bagi saya. Banyak pembelajaran yang diperoleh, tidak hanya dari dalam kelas, tetapi juga dari keseharian di antara kami selama satu bulan penuh," ujarnya.
Manajer Divisi Pelatihan ICLPST Lucas Chou mengatakan, interaksi di antara para peserta merupakan jantung pelatihan. "Kami meyakini bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat akademis dan praktis bagi para peserta, tetapi juga membantu mereka membangun persahabatan internasional, di mana jaringan ini dapat mendorong kerja sama di masa depan," ungkapnya.
Lucas juga menjelaskan ICLPST kini tak hanya fokus pada pelatihan teknis. "Dalam beberapa tahun terakhir, seiring berkembangnya isu pembangunan berkelanjutan sebagai perhatian global, ICLPST telah memperluas cakupan pelatihannya dengan memasukkan tema ESG dan perubahan iklim," ujarnya.
Didirikan pada 1968 dan sebelumnya bernama Land Reform Training Institute (LRTI), ICLPST telah menjadi pelopor dalam menyebarkan ilmu kebijakan pertanahan, pajak, dan pembangunan desa. Hingga kini, lebih dari 18.526 peserta dari 138 negara telah menjadi bagian dari warisannya.
Lembaga ini bukan sekadar pusat pelatihan, tetapi ruang diplomasi pengetahuan. Di tengah fragmentasi global, ICLPST menjadi benih harapan bahwa dialog, pemahaman, dan kerja sama antarnegara masih mungkin tumbuh dari hal paling mendasar, yaitu tanah, rumah, dan kehidupan manusia di atasnya.
Yang tak tercatat di modul pelatihan tetapi terasa mendalam adalah relasi antarpeserta. Sesi makan siang, tawa saat jalan-jalan, debat ringan usai kelas, semua menjadi cerita kecil yang menjalin satu benang merah, yaitu manusia belajar lebih baik ketika terhubung secara manusiawi.
Dalam dunia yang terus bergolak karena konflik, krisis iklim, dan ketimpangan, pelatihan seperti yang dilakukan ICLPST menjadi oase penting. Itu mengajarkan bahwa memperbaiki kebijakan bukan hanya urusan teknokrat, tetapi juga tentang empati, kolaborasi, dan komitmen untuk membangun masa depan bersama.
Di Taiwan, 46 orang belajar tentang tanah. Tapi yang mereka bawa pulang adalah sesuatu yang jauh lebih bernilai, yakni, akar yang baru, untuk tumbuh bersama di tanah yang mereka perjuangkan. (E-3)
KIP menilai pemerintah selama ini belum pernah secara terbuka menjelaskan secara rinci penerimaan dan pengelolaan PPN.
Perusahaan harus segera memiliki sistem administrasi dan pelaporan pajak penghasilan untuk memastikan pajak penghasilan dapat dilaporkan dengan benar, lengkap, jelas, dan tepat waktu.
MAHKAMAH Konstitusi (MK) mengabulkan permohonan penarikan kembali oleh pemohon terkait Pengujian Materiil Undang-Undang omor 7 Tahun 2021 mengenai perpajakan.
Selain untuk menjaga pasar dalam negeri dari gempuran produk asing, kebijakan tersebut juga diharapkan mendongkrak daya saing industri tekstil nasional.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
THE principal’s role is not a career promotion from teaching, but a fundamentally different responsibility requiring leadership of the whole system (Michael Fullan, 2014).
DI tengah gempuran rutinitas dan tuntutan administratif yang tak kunjung surut, dunia pendidikan kerap kali kehilangan nyawanya: kesadaran penuh dalam proses mendidik.
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa kemajuan teknologi menjadi hal yang tak terelakkan di dunia saat ini, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.
PGRI juga mendorong reformasi sistem penerimaan murid baru yang berbasis pemerataan mutu sekolah, bukan semata redistribusi siswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved