Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MODEL Stock to Flow (SF), yang sering digunakan untuk mengukur kelangkaan komoditas seperti emas dan perak, kini juga menjadi populer dalam menilai aset kripto, khususnya Bitcoin.
Menurut Tim Pintu Academy, model ini membantu investor memahami nilai intrinsik Bitcoin berdasarkan kelangkaannya.
"Model Stock to Flow menyoroti betapa langkanya Bitcoin dibandingkan dengan emas, berkat pengurangan separuh jumlah Bitcoin baru setiap empat tahun, yang dikenal sebagai halving," jelas Tim Pintu Academy.
Baca juga : Mengenal Tiga Analisis Penting dalam Trading Aset Kripto
Dengan menggunakan model ini, pada 2020, rasio Stock to Flow Bitcoin mencapai angka 50, meningkat dari 25 pada 2017, dan diperkirakan akan mencapai 121 pada 2024.
Hal itu menunjukkan Bitcoin akan menjadi lebih langka dari emas, yang saat ini memegang rasio SF 59, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah emas yang sama dengan total emas yang sudah ditambang.
Namun, Tim Pintu Academy juga menyoroti beberapa kritik terhadap model Stock to Flow. Model ini sering dikritik karena hanya memfokuskan pada kelangkaan sebagai faktor penentu harga, mengabaikan variabel lain yang juga mempengaruhi harga di pasar.
Baca juga : Setiap Bulan Investor Kripto di Indonesia Bertambah 400 Ribu
Selain itu, tingginya volatilitas Bitcoin membuat model ini kurang dapat diandalkan dalam beberapa skenario.
Bitcoin memiliki volatilitas yang tinggi, yang membuat prediksi harganya menjadi lebih sulit.
Meskipun Stock to Flow bisa memberikan gambaran umum, investor harus mempertimbangkan lebih banyak variabel ketika membuat keputusan investasi.
Tim Pintu Academy menekankan pentingnya menggunakan berbagai metode analisis sebelum melakukan investasi di aset kripto. Investor harus melakukan analisis yang komprehensif, yang tidak hanya melibatkan model Stock to Flow tetapi juga analisis teknikal, fundamental, dan memperhatikan dinamika pasar saat ini.
Penerapan model Stock to Flow di dunia kripto tentu membawa perspektif baru dalam analisis investasi, namun penggunaannya harus disertai dengan pendekatan yang hati-hati dan diversifikasi strategi untuk mengoptimalkan hasil investasi dalam jangka panjang. (Z-1)
Peningkatan performa Pintu Futures karena aksesibilitas yang semakin mudah lewat aplikasi maupun website pintu.co.id dan pilihan token lebih dari 90.
Industri aset digital Indonesia berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai aset diversifikasi investasi.
Inklusi tanpa pemahaman yang cukup justru akan memperbesar potensi kerugian.
PT Pintu Kemana Saja, aplikasi kripto all-in-one di Indonesia, memberikan insentif kepada setiap pengguna yang berhasil mengajak rekannya berinvestasi menggunakan aplikasi tersebut.
Ketika Bitcoin tengah berusaha bangkit dari tekanan jual selama ini, perkembangan Ethereum sebagai aset crypto terbesar kedua setelah Bitcoin, kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Fitur Auto DCA Multiple Asset memungkinkan investor mengalokasikan dana secara proporsional untuk berbagai aset.
Meskipun pasar mengalami tekanan, Bitcoin tetap stabil di angka 104.000 dolar AS.
Trading futures crypto merujuk pada kesepakatan untuk membeli atau menjual aset crypto pada harga tertentu di masa mendatang.
Setiap node memiliki tugas masing-masing, mulai dari menyimpan data transaksi hingga memverifikasi blok baru yang masuk ke dalam jaringan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved