Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore berakhir dengan kenaikan, meskipun pelaku pasar tetap berhati-hati menunggu kepastian dari Ketua The Fed Jerome Powell, pada simposium Jackson Hole.
IHSG meningkat 67,14 poin atau 0,90 persen ke level 7.533,97, sementara indeks LQ45 turut naik 10,97 poin atau 1,18 persen ke posisi 939,14.
Baca juga : Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
“Penguatan IHSG ini turut dipicu oleh sentimen positif dari bursa Amerika Serikat (AS),” ungkap Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara, Selasa (20/8).
Kenaikan di pasar saham ini sebagian besar disebabkan oleh pelaku pasar yang menantikan pernyataan Jerome Powell mengenai potensi penurunan suku bunga pada September 2024.
Spekulasi ini semakin diperkuat oleh pernyataan Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, yang menyarankan bahwa pemangkasan suku bunga menjadi opsi yang layak dipertimbangkan mengingat adanya risiko yang meningkat di pasar tenaga kerja.
Baca juga : Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Ditutup Merosot, Kenapa?
Di sisi lain, bank sentral China memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman sesuai dengan ekspektasi pasar. Suku bunga pinjaman satu tahun (LPR) tetap di 3,45%, dan suku bunga pinjaman lima tahun dipertahankan di 3,95%.
Gubernur bank sentral China, Pan Gongsheng, menyatakan bahwa pihaknya akan menghindari langkah-langkah drastis dan akan fokus mempercepat pelaksanaan kebijakan yang sudah ada, sambil mempertimbangkan langkah-langkah baru.
Di dalam negeri, pelaku pasar sedang menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 20-21 Agustus 2024, terkait dengan kebijakan suku bunga acuan.
Baca juga : IHSG Ditutup Bangkit dari Koreksi Dalam
Meskipun Bank Indonesia memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga, pasar cenderung memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap di 6,25 persen untuk menjaga stabilitas rupiah dan menarik modal asing.
Sejak pembukaan, IHSG menunjukkan penguatan dan terus berada di zona hijau hingga penutupan sesi perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua sektor berhasil mencatatkan kenaikan, dengan sektor barang konsumen non-primer memimpin kenaikan sebesar 1,75%, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor kesehatan yang masing-masing menguat sebesar 1,48% dan 1,29%.
Baca juga : Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.164
Beberapa saham yang mencatatkan kenaikan terbesar adalah BABP, MSKY, RSCH, MNCN, dan IOTF.
Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar antara lain SMIL, GULA, MEJA, WOOD, dan RAAM.
Dalam perdagangan hari ini, frekuensi transaksi saham tercatat mencapai 1.178.157 kali dengan volume perdagangan sebesar 21,89 miliar lembar saham dan total nilai transaksi sebesar Rp19,38 triliun.
Terdapat 362 saham yang menguat, 195 saham yang melemah, dan 227 saham yang stagnan.
Di bursa saham regional Asia, indeks Nikkei mengalami kenaikan 674,29 poin atau 1,80% ke 38.062,89, indeks Hang Seng turun 58,49 poin atau 0,33% ke 17.511,08, indeks Shanghai melemah 27,01 poin atau 0,93% ke 2.866,65, dan indeks Strait Times naik 14,75 poin atau 0,44% ke 3.370,31. (Ant/Z-10)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved