Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
DIREKTUR PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan bahwa pada perdagangan sore ini, Selasa (6/8), mata uang rupiah ditutup menguat sebesar 24,5 poin menjadi Rp16.164,5 per dolar Amerika Serikat (AS).
Penguatan ini terjadi setelah pada penutupan sebelumnya rupiah melemah di level Rp16.189.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat setelah penutupan sebelumnya melemah di level Rp16.189," ujarnya dalam keterangan resmi.
Baca juga : Siapapun Presiden AS yang Terpilih, Dolar masih tetap Perkasa
Menurut Ibrahim, beberapa faktor membuat indeks dolar AS melemah, salah satunya adalah data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Data menunjukkan tingkat pengangguran melonjak, sehingga ekspektasi untuk penurunan suku bunga The Fed meningkat.
Aksi jual berlanjut pada Senin (5/8), dengan imbal hasil surat utang AS atau US Treasury turun lebih jauh, indeks saham berada di zona merah, dan dolar melemah.
Baca juga : Rupiah Menguat saat Pasar Tunggu Kebijakan Suku Bunga AS
Imbal hasil Treasury telah turun tajam sejak minggu lalu ketika The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan dalam kisaran 5,25% hingga 5,50% dan membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada September mendatang.
Selain itu, laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar serta meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi Tiongkok telah memicu aksi jual global pada saham, minyak, dan mata uang berimbal hasil tinggi dalam seminggu terakhir. Investor mencari keamanan dalam bentuk uang tunai.
Lonjakan mata uang yen Jepang juga terjadi karena para pedagang secara agresif menghentikan perdagangan carry, jenis perdagangan valuta asing dengan cara meminjam uang dalam satu mata uang dengan tingkat bunga rendah untuk mendanai investasi dalam aset berimbal hasil lebih tinggi di tempat lain.
Baca juga : Rupiah masih Merosot Seiring Ekspektasi Penurunan Suku Bunga AS
Dari faktor internal, penguatan rupiah didukung pernyataan pemerintah yang bakal menggenjot konsumsi di kuartal III dan IV 2024 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di akhir tahun.
Konsumsi pemerintah di kuartal II 2024 melambat, dengan pertumbuhan 1,42% dan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 7,31%.
"Pemerintah ingin menggerakkan sektor di luar pemerintahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," terang Ibrahim.
Penguatan rupiah ini memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pemerintah dan pelaku pasar terus memantau perkembangan situasi untuk mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi. (Z-10)
Ancaman tarif sepihak dari AS menambah tekanan terhadap neraca eksternal Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 33 poin atau 0,20% menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Mata uang rupiah ditutup menguat 34 poin pada perdagangan sore ini (8/7). Itu imbas dari kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump
PADA perdagangan sore hari ini, Senin (7/7), nilai tukar rupiah ditutup anjlok 54 poin ke posisi Rp16.239 per dolar Amerika Serikat (AS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved