Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tahan Suku Bunga, BI Enggan Langkahi AS

Fetry Wuryasti
20/3/2024 17:11
Tahan Suku Bunga, BI Enggan Langkahi AS
Jajaran petinggi Bank Indonesia( Bank Indonesia)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan tersebut  sesuai dengan perkiraan banyak analis bahwa BI tidak akan menguatk-atik tingkat suku bunga dalam waktu dekat.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro meyakini Bank Indonesia baru akan menurunkan BI Rate jika inflasi di AS konsisten menuju 2%.

"Faktanya, saya tidak yakin dalam waktu dekat inflasi AS bisa turun ke 2%," kata Asmo, di Jakarta.

Baca juga : Potensi Penundaan Penurunan Suku Bunga The Fed, Tingkat BI Rate Diperkirakan Ditahan

Ia melihat BI enggan mengambil langkah terlebih dahulu. Bank sentral pasti akan melihat langkah pasar-pasar negara berkembang lain karena ini terkait dengan pergerakan relatif suku bunga dengan negara-negara tersebut.

"Bila BI melangkah duluan kemudian sesuatu buruk terjadi, misal inflasi naik lagi, itu akan butuh usaha berat untuk kembali menyesuaikan dengan negara peers lainnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menambahkan pasar menunggu signal dot plot dari The Fed pada rapat FOMC, terutama terkait dengan sinyal arah suku bunga ke depan, yang akan tercermin dari publikasi Summary of Economic Projections.

Baca juga : Kenapa BI Memilih Tetapkan Suku Bunga Acuan Stabil? Ternyata Ini Alasannya

Dengan demikian, keputusan perubahan suku bunga BI memang bergantung pada arah kebijakan suku bunga AS.

"Lanskap perekonomian Indonesia saat ini ditandai dengan melemahnya keseimbangan eksternal, meningkatnya inflasi, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat tingginya suku bunga," tuturnya.

Meski terdapat tekanan inflasi, masih terdapat ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga menjelang akhir paruh pertama 2024. Hal ini disebabkan masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara suku bunga kebijakan dan inflasi, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga saat ini relatif membatasi.

"Pertimbangan terbesar atas keputusan BI mengenai kapan dan seberapa besar penurunan suku bunga akan bergantung pada arah kebijakan suku bunga AS yang akan berdampak besar pada volatilitas rupiah," kata Rully. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya