Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN: SPBU Hidrogen Milik PLN akan Komersial di 2027

Insi Nantika Jelita
21/2/2024 15:55
BRIN: SPBU Hidrogen Milik PLN akan Komersial di 2027
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen atau hydrogen refueling station (HRS) milik PT PLN.(Dok. PLN)

PERISET Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eniya Listiani Dewi menyampaikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen atau hydrogen refueling station (HRS) milik PT PLN (Persero) yang berada di Senayan, Jakarta, akan beroperasi komersial di 2027. HRS Senayan merupakan pilot project atau percontohan SPBU hidrogen pertama di Indonesia.

"Untuk tahap pertama untuk pilot project, nanti untuk dikomersialkan itu 2027. Jadi, uji cobanya tiga tahun," ungkap Eniya di HRS Senayan, Rabu (21/2).

HRS Senayan akan melayani segala jenis kendaraan berbasis bahan bakar hidrogen, mulai dari kendaraan pribadi, kendaraan umum seperti bus, hingga kendaraan berat. Eniya menjelaskan pada Agustus mendatang, akan ada demonstrasi bus berbahan bakar hidrogen melakukan pengisian daya dari HRS Senayan.

Baca juga : Bahan Bakar Hidrogen Jauh Lebih Irit daripada Minyak

"Langkah tersebut supaya orang tahu atau aware (sadar) tentang ini, bahwa hidrogen yang paling non emisi tuh ada," ucapnya.

Pemerintah mencanangkan pemakaian hidrogen akan tumbuh signifikan setelah tahun 2030 dengan target 3.000 kendaraan berbahan bakar hidrogen mengaspal di jalan. Lalu, ungkap Eniya, pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) menargetkan bakal ada 245 ribu truk berbahan bakar hidrogen.

"Kami sedang minta menyesuaikan ke DEN, tidak hanya truk, tapi juga bus dan kapal diperbanyak (berbahan bakar hidrogen). Nanti arahnya ke sana," tuturnya.

Baca juga : Pengamat: SPBU Hidrogen Pertamina Sejalan dengan Transisi Energi

Periset Ahli Utama BRIN berharap ke depan harga mobil hidrogen akan jauh lebih ekonomis dibanding saat ini. Pasalnya, saat ini mobil hidrogen masih mahal. Misalnya mobil hidrogen seperti Toyota Mirai yang dibanderol seharga Rp1,1 miliar.

"Kalau nanti demand (permintaan) diperbanyak, harga mobil bisa turun. Kita bisa tekan harga hingga separuhnya sehingga bisa lebih murah," pungkasnya.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya