Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA emas meningkat ke zona US$2.035 per troy ons menjelang data inflasi AS yang dapat membentuk prospek Federal Reserve (The Fed) mengenai penurunan suku bunga tahun ini.
"Pada hari Rabu, terdapat pidato hawkish dari salah satu pejabat The Fed. Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan masih terlalu dini untuk menyerukan penurunan suku bunga," kata tim riset ICDX, Kamis (11/1/2024).
Penurunan suku bunga yang terlalu dini itu karena bank sentral masih memiliki jarak untuk mengembalikan inflasi ke level 2% sasaran.
Baca juga : Harga Emas Naik karena Data Ekonomi AS yang Melemah
Dia memperkirakan The Fed perlu mempertahankan sikap kebijakan yang restriktif selama beberapa waktu agar dapat sepenuhnya mencapai tujuan.
The Fed akan mengurangi pengetatan kebijakan ketika sudah yakin inflasi bergerak menuju 2% secara berkelanjutan.
Sementara itu, fokus pasar menanti Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dirilis pada Kamis, waktu setempat, dengan perkiraan inflasi umum naik 0,2% pada bulan tersebut dan sebesar 3,2% pada basis tahunan.
Baca juga : Sehabis Naik Tajam, Harga Emas Berjangka Stagnan. Kenapa?
Pada pertemuan sebelumnya pelaku pasar memperkirakan kemungkinan The Fed mulai menurunkan suku bunga pada bulan Maret, karena inflasi kembali mendekati target bank sentral AS sebesar 2%.
"Sehingga apabila rilis data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan, maka akan memberi The Fed lebih banyak alasan untuk menurunkan suku bunga tahun 2024. Ini yang menjadi sentimen pendorong harga emas lebih tinggi," kata tim riset ICDX.
Senada, Analis Komoditas Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tasrul Tanar mengatakan kenaikan harga emas saat ini diperkirakan masih akan terus menguat dan kembali masuk ke dalam pola kenaikan jangka pendek yang relatif kuat yang terbentuk selama 73 hari perdagangan terakhir.
Baca juga : Lagi, The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps
"Secara statistik, pergerakan harga konsolidasi cenderung naik, dan harga masih di bawah Moving Average yang dioptimalkan selama 9 hari, mengindikasikan kecenderungan tekanan turun namun berpotensi menguat mengingat ada peluang harga masuk ke dalam tren naik," kata Tasrul.
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyatakan bahwa pasar emas tengah menghadapi ketidakpastian yang cukup besar, dengan perhatian khusus rilis berita "US Inflation/CPI" yang diharapkan dapat memberikan arah baru bagi pergerakan harga emas.
"Keputusan pasar saat ini lebih bersifat "wait and see," dan banyak sentimen pasar yang cenderung ragu-ragu menghadapi potensi kenaikan inflasi di Amerika Serikat," kata Fischer. (Z-4)
Baca juga : Harga Emas Turun 6,5 USD Tertekan Prospek Kebijakan Moneter The Fed
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
OneGold.io hadir untuk memberi nilai lebih pada kerja keras petani emas serta mengembalikan emas ke tangan mereka dalam bentuk token yang bernilai dan bisa diakses secara global.
Tidak hanya bernilai seni tinggi, Noor Dinar dan Rana Gold Bar, yang diproduksi oleh Peruri, dilengkapi dengan teknologi keamanan mutakhir.
Idealnya, investasi emas dilakukan dengan dana dingin atau dana lebih setelah pengeluaran rutin tercukupi.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved