Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Biaya Peluang: Contoh, Rumus, dan Perbedaan Biaya Peluang dan Biaya Sehari-hari

Meilani Teniwut
21/12/2023 15:00
Biaya Peluang: Contoh, Rumus, dan Perbedaan Biaya Peluang dan Biaya Sehari-hari
Ilustrasi akuntansi(Dok.Freepik)

PERNAHKAH kalian mendengar biaya peluang? Tanpa disadari biaya peluang bagian dari kehidupan sehari-hari kita loh. Biaya peluang itu pula merupakan salah satu ilmu ekonomi. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu biaya peluang, contoh praktisnya, rumus yang mendasarinya, dan bagaimana ia berbeda dari biaya sehari-hari.

Apa Itu Biaya Peluang?

Melansir dari materi Jurnal universitas Bung Hatta, Biaya peluang atau Opportunity Cost merupakan konsep dalam ekonomi yang mencerminkan biaya yang dikeluarkan sebagai akibat hilangnya kesempatan untuk memenuhi kebutuhan lain. Dalam konteks bisnis, biaya peluang menjadi elemen biaya ekonomi yang harus dikeluarkan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan produksi barang atau jasa, yang selalu berhubungan dengan pengorbanan kegiatan alternatif yang tidak terpilih. Dengan kata lain, biaya peluang diukur berdasarkan manfaat yang ditinggalkan karena memilih untuk melakukan kegiatan lain.

Menurut pandangan Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, biaya peluang diartikan sebagai nilai biaya dari suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, yang hilang dan memiliki nilai paling tinggi. Hal ini muncul karena keputusan dalam memilih suatu biaya berimplikasi pada penetapan prioritas terhadap satu hal sementara mengorbankan sesuatu yang lain.

Baca juga : Ekonomi Kreatif: Pengertian, Ciri, Contoh, Jenis dan Manfaat

Dalam prakteknya, ketika sebuah organisasi atau individu membuat keputusan, mereka harus mempertimbangkan biaya peluang sebagai bagian dari analisis keseluruhan. Keputusan untuk memilih suatu alternatif berarti mengorbankan peluang dari alternatif yang tidak dipilih. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang biaya peluang menjadi kunci dalam pengambilan keputusan yang efektif.

Pentingnya konsep biaya peluang juga terletak pada kemampuannya untuk membantu dalam alokasi sumber daya dengan bijak. Dengan mempertimbangkan biaya peluang, entitas bisnis dapat mengevaluasi dan memilih opsi yang paling menguntungkan, yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.

Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas, konsep biaya peluang menjadi landasan bagi pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi dan bisnis.

Baca juga : Pengertian Pasar Persaingan Sempurna, Ciri-Ciri, dan Contohnya


Contoh biaya peluang

Biaya peluang merupakan konsep yang terkait dengan pengorbanan atau nilai yang hilang akibat dari pemilihan satu alternatif terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya. Dalam perhitungannya, biaya peluang tidak selalu terkait dengan uang, melainkan dapat mencakup berbagai aspek, seperti waktu, kesenangan, keuntungan di masa depan, dan faktor-faktor lainnya.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki pilihan antara menggunakan waktu luang selama 3 jam untuk membuat puisi atau esai opini, memilih salah satu dari keduanya akan memiliki biaya peluang. Jika dia memilih membuat esai opini, maka biaya peluangnya adalah kesempatan untuk membuat puisi yang mungkin juga memiliki nilai atau kepuasan tersendiri.

Sebuah contoh lain dapat diambil dari situasi Nita, sebagaimana dikutip dari buku Modul Pembelajaran SMA Ekonomi Kelas X. Nita memiliki modal dan keahlian untuk memproduksi mebel dengan peluang keuntungan Rp7.000.000 per bulan dalam proses produksi selama 4 bulan. Namun, pada saat yang sama, Nita juga mendapat tawaran pekerjaan sebagai akunting dengan gaji Rp2.500.000 per bulan.

Baca juga : Peran Akuntan Publik dalam Mitigasi Risiko dengan Investigasi

Dalam hal ini, perhitungan biaya peluang dapat dilakukan dengan melihat pendapatan potensial yang hilang selama masa produksi Nita, yaitu sebesar Rp2.500.000,00 x 4 = Rp10.000.000. Artinya, Nita harus memutuskan antara bekerja di perusahaan mebelnya dan merelakan kesempatan mendapatkan pendapatan potensialnya sebagai akunting sebesar Rp10.000.000.

Dengan demikian, konsep biaya peluang mengajarkan kita untuk mempertimbangkan nilai dari pilihan yang kita buat, termasuk nilai dari alternatif-alternatif yang tidak kita pilih. Ini membantu individu atau organisasi membuat keputusan yang lebih bijak dalam alokasi sumber daya.


Rumus biaya peluang

Untuk bisa menghitung biaya peluang, kalian harus tahu dulu rumusnya seperti apa. Adapun rumus biaya peluang sebagai berikut:

Baca juga : Amortisasi Adalah: Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Bedanya dengan Depresiasi

Opportunity Cost/OC atau Biaya Peluang = FO – CO

Dalam menghitung biaya peluang ini ada dua hal yang harus diingat, yaitu:

- Biaya peluang merupakan selisih dari biaya pilihan yang tidak dipilih dan biaya yang dipilih.

Baca juga : Pengertian Equilibrium dalam Teori Ekonomi Permintaan dan Penawaran

- Biaya peluang merupakan pilihan yang dikorbankan dan memiliki nilai yang terbesar.


Perbedaan biaya peluang dan biaya sehari-hari

Melansir dari Buku Kelas X tentang Konsep Ilmu Ekonomi, perbedaan nya dapat dilihat dari beberapa poin berikut:

  1. Biaya peluang berbeda dengan biaya sehari-hari. Biaya sehari-hari adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi, tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan lain.
  2. Sedangkan Biaya Peluang/Biaya Implisit/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah barang atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat diproduksi/digunakan, atau kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang hilang karena telah memilih alternatif lain. Jadi Ongkos alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang Y yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat diproduksikan.
  3. Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya input atau biaya atas penggunaan faktor produksi, Misalnya Biaya gaji atau biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya listrik dan air, biaya bahan baku, biaya penjualan, biaya administrasi dan sebagainya.
  4. Biaya Sesungguhnya/Biaya Kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya yang tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya-biaya input, sehingga biaya sesungguhnya merupakan penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit. Biaya Sesungguhnya = Biaya Implisit + Biaya Eksplisit
  5. Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih antara seluruh pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil penjualan output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha dan biaya di luar usaha yang merupakan biaya eksplisit). Keuntungan Akuntansi = Pendapatan Total – Biaya total atau Biaya Eksplisit.
  6. Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara pendapatan total (pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya (biaya implisit dan biaya eksplisit). Keuntungan Ekonomi = Pendapatan Total – Biaya atau Keuntungan Ekonomi = Keuntungan Akuntansi – Biaya Implisit

Untuk memperjelas perbedaan biaya peluang dan biaya sehari-hari simak contoh soal berikut ini ya.

Andi, seorang manajer di hotel bintang lima di Jakarta, menerima gaji bulanan sebesar Rp20.000.000,00. Namun, dengan tujuan untuk pengembangan diri, Andi memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan membuka restoran. Rumah yang dulunya disewakan Andi untuk restorannya memiliki biaya sewa sebesar Rp10.000.000,00 per bulan. Untuk modal kerja, Andi menggunakan deposito sebesar Rp500.000.000,00 yang memberikan bunga Rp6.000.000,00 per bulan.

Baca juga : Pengertian Liabilitas serta Jenis dan Contoh

Dalam laporan pengelolaan restorannya untuk bulan Maret 2015, total penerimaan restoran Andi mencapai Rp150.000.000,00. Setelah dikurangi biaya eksplisit seperti biaya tenaga kerja sebesar Rp72.000.000,00 dan bahan serta peralatan sebesar Rp48.000.000,00, laba akuntansi yang dihasilkan adalah sebesar Rp30.000.000,00.

Namun, ketika menghitung biaya implisit, seperti gaji Andi sebagai manajer (Rp20.000.000,00), bunga deposito (Rp6.000.000,00), dan sewa rumah sebelum dijadikan restoran (Rp10.000.000,00), terdapat kerugian sebesar Rp6.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa laba akuntansi sebenarnya lebih kecil dibandingkan dengan biaya peluang yang dikeluarkan oleh Andi.

Jika penerimaan restoran hanya sebesar Rp150.000.000,00, maka dapat disimpulkan bahwa Andi sebaiknya kembali bekerja di hotel bintang lima di Jakarta untuk menghindari kerugian. Keputusan ini didasarkan pada perbandingan antara laba akuntansi dan biaya peluang, di mana jika laba akuntansi lebih kecil, perusahaan sebenarnya mengalami kerugian. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya