Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEBUAH kawah di sisi jauh Bulan, yang diabadikan dalam foto legendaris “Earthrise” dari misi Apollo 8 pada 24 Desember 1968, kini memainkan peran penting dalam pencarian tanda-tanda kehidupan di tata surya.
Kawah selebar 40 kilometer itu dulunya bernama Pasteur T. Pada 2018 diganti menjadi Anders’ Earthrise Crater untuk menghormati astronaut William Anders, yang mengambil foto ikonik Bumi terbit di atas cakrawala Bulan.
Hampir 60 tahun kemudian, kawah yang sama kembali diamati wahana antariksa Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Pesawat ini diluncurkan pada April 2023 dan dijadwalkan tiba di orbit Jupiter pada 2031 untuk mencari tanda-tanda kelayakhunian di bulan-bulan raksasa Jupiter seperti Europa, Ganymede, dan Callisto.
Saat melintas dekat Bulan, JUICE memanfaatkan momen ini untuk menguji 10 instrumen ilmiahnya, termasuk Radar for Icy Moon Exploration (RIME) yang dirancang untuk “mengintip” lapisan bawah permukaan es di bulan-bulan Jupiter.
Karena instrumen ini sangat sensitif terhadap gangguan suara elektronik, semua peralatan lain pada wahana dimatikan selama delapan menit saat JUICE melewati kawah Anders’ Earthrise agar RIME bisa bekerja dengan tenang.
RIME berhasil memetakan ketinggian di sekitar kawah tersebut. Data ini kemudian dibandingkan dengan peta lama dari instrumen NASA, seperti Lunar Orbiter Laser Altimeter (LOLA). Awalnya, pengukuran RIME sempat terganggu oleh kebisingan elektronik internal JUICE. Namun, setelah perbaikan algoritma, peta ketinggian terbaru terbukti akurat dan selaras dengan data LOLA.
Keberhasilan ini memastikan RIME siap menjalankan misi utamanya: memetakan lapisan bawah permukaan bulan-bulan es Jupiter, yang diyakini menyimpan petunjuk penting tentang kemungkinan kehidupan alien.
JUICE kini melanjutkan perjalanan menuju Venus untuk mendapatkan dorongan gravitasi, sebelum akhirnya tiba di sistem Jupiter. Wahana ini akan melakukan 35 kali terbang lintas (flyby) di bulan-bulan terbesar Jupiter, lalu masuk ke orbit Ganymede antara Desember 2034 hingga September 2035.
Dengan teknologi ini, para ilmuwan berharap bisa mengungkap rahasia pembentukan planet raksasa, sekaligus mencari tanda-tanda kehidupan di bawah lapisan es bulan-bulan Jupiter. (Live Science/Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved