Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kawasan Bisnis Paris Cari Kampus akibat Karyawan Bekerja di Rumah

Wisnu Arto Subari
08/11/2023 18:09
Kawasan Bisnis Paris Cari Kampus akibat Karyawan Bekerja di Rumah
Menara Eiffel di Paris dan kawasan bisnis La Defense di bawah awan tebal saat matahari terbenam.(AFP/Philippe Lopez.)

PERUSAHAAN mengurangi ruang kantor karena bekerja dari rumah masih populer. Akibatnya, kawasan bisnis terbesar di Eropa mencari mahasiswa untuk mengisi kekosongan ruangan yang ditinggalkan para pekerja.

Sekitar 50 institusi pendidikan berdiri di La Defense, rumah bagi gedung-gedung tinggi dari kaca dan logam serta gerbang modernis besar di pinggiran barat Paris, Prancis. Lockdown akibat pandemi membuat kantor-kantor kosong dan sebagian besar perusahaan masih memperbolehkan sebagian karyawannya untuk bekerja dari rumah. Ujungnya, jumlah staf yang bekerja di kantor-kantor belum sepenuhnya pulih di kawasan bisnis di seluruh dunia.

Gerakan bekerja dari rumah berkontribusi pada masalah keuangan yang menyebabkan pengajuan kebangkrutan minggu ini oleh perusahaan rintisan kantor bersama (shared-office) asal AS, WeWork. Meskipun tingkat hunian di La Defense relatif baik, kawasan tersebut akan memiliki lebih banyak ruang kantor yang harus diisi karena sejumlah gedung baru sedang dibangun.

Baca juga: Alami Rugi Besar, Bayer akan Pangkas Pekerjaan Manajemen

Kawasan bisnis itu akhirnya merayu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah serta beralih ke sekolah dan kampus untuk mendiversifikasi basis kliennya. Ini demi menghidupkan wilayah yang merupakan rumah bagi perusahaan-perusahaan perbankan, asuransi, dan energi tersebut.

"Universitas telah hadir di La Defense sejak lama. Namun perkembangannya meningkat pesat dalam 10 hingga 15 tahun terakhir," kata Pierre-Yves Guice, Kepala Paris La Defense, lembaga publik yang mengelola kawasan bisnis itu.

Baca juga: IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok pada 2023

Selama beberapa bulan terakhir, kawasan tersebut menunjukkan, "Keinginannya untuk menyelesaikan transformasinya menjadi tempat kehidupan dan aktivitas mahasiswa," kata Guice. Sekitar 70.000 mahasiswa kini menganggap La Defense sebagai kampus mereka.

Pendatang terbaru ialah sekolah swasta dari wilayah Prancis lain yang berspesialisasi dalam manajemen dan bisnis dan ingin mengibarkan benderanya di ibu kota. "Ini La Defense atau tidak sama sekali karena di sanalah perusahaan-perusahaan berada dan menjadi kawasan bisnis terkemuka di Eropa merupakan hal yang penting," kata Florence Legros, Kepala ICN Business School.

Baca juga: Konsultan COP28, McKinsey Dorong Kepentingan Klien Perusahaan Migas

Sekolah tersebut, yang berbasis di kota timur Nancy, membuka kampus La Defense pada 2018. Siswa melihat ketertarikan yang sama.

"Cita-cita saya bekerja di bank. Jadi saya tidak ragu. Saya langsung memilih La Defense," ujar Matteo Buonamici, 24, mahasiswa Italia di sekolah pascasarjana bisnis IESEG. "Paris jauh lebih penting untuk resume," katanya.

Kampus utama IESEG berada di kota Lille, Prancis utara. Namun logonya terpampang di satu gedung sebelah menara yang menampung raksasa perbankan Prancis, Societe Generale. "Kami datang ke sini untuk lebih dekat dengan perusahaan dan lebih terlihat dalam hal perekrutan mahasiswa dan kemitraan internasional," kata Caroline Roussel, Kepala IESEG, yang hadir di La Defense sejak 2008.

Omnes Education, yang menyatukan 15 institusi pendidikan tinggi, membuka kampus La Defense pada September 2022 juga dengan tujuan mendekatkan mahasiswanya dengan perusahaan. "Saat siswa berada di kelas, mereka dapat melihat manajer bekerja melalui jendela yang berlawanan," kata Christophe Boisseau, kepala sekolah bisnis ESCE. Ia mengatakan ada efek peniruan ketika mahasiswa berasimilasi dengan budaya bisnis.

Semua bekerja dan tidak boleh bermain 

Caroline Nachtwey dari makelar komersial CBRE mengatakan berada di kawasan bisnis meningkatkan prospek kerja bagi siswa tetapi juga menguntungkan sekolah karena biaya sewa sedikit lebih murah daripada di pusat kota Paris. Pemilik gedung perkantoran menyambut baik masuknya sekolah karena semakin sulitnya menemukan penyewa baru sejak pandemi.

Sekolah, "Ialah pemain yang sangat serius karena membuat kontrak jangka panjang dan membayar tepat waktu," kata Nachtwey. 

Namun daerah tersebut perlu beradaptasi lebih lanjut. "Ada hal-hal yang kurang dalam menjadikan kampus ini sebagai kampus sesungguhnya dengan pengalaman dan layanan lengkap bagi siswa yang memang diinginkan oleh sekolah," kata Guice. 

Soalnya, kantin universitas bersubsidi terdekat terletak di kota tetangga. Terdapat juga beberapa kafe di daerah tersebut yang melayani anggaran pelajar. Hanya sedikit orang yang tinggal di La Defense untuk minum setelah kelas.

"Fasilitas olahraga, tempat makan, tempat bersantai, dan perumahan merupakan empat permasalahan yang perlu diatasi," kata Guillaume de Rendinger, kepala kampus La Defense IESEG. Sekolah berusaha menyediakan sendiri beberapa fasilitasnya.

Selain ruang kelas yang terhubung dan canggih, gedung Omnes Education di La Defense menawarkan kafetaria, area rekreasi dengan permainan arcade dan meja pingpong, banyak sofa untuk bersantai, dan teras luar ruangan.

Tempat tinggal pelajar juga jarang. Namun area tersebut tidak menarik bagi banyak pelajar saat ini. "Saya tidak ingin tinggal di La Defense meskipun saya bisa," kata mahasiswa ESCE Chloe Gaillard.

"Tidak ada kehidupan di sini," Carla Albiges, siswa ESCE lain, sebelum bergegas kembali ke gedung pencakar langit untuk mengikuti kelas. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya