Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok pada 2023

Wisnu Arto Subari
08/11/2023 15:54
IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok pada 2023
Kapal kargo yang memuat kontainer pengiriman di pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu timur, Tiongkok.(AFP.)

DANA Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (7/11) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2023. Alasannya, konsumsi lebih kuat dan langkah-langkah kebijakan baru-baru ini yang diumumkan oleh Beijing.

Setelah tahun yang sulit bagi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini, ada sedikit perubahan dalam beberapa minggu terakhir. Ekspansi pada kuartal ketiga lebih besar dari perkiraan.

IMF mengatakan mereka melihat produk domestik bruto Tiongkok meningkat 5,4% tahun ini. Angkanya naik dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 5,0%. IMF pun menaikkan proyeksinya pada 2024 menjadi 4,6% dari 4,2%.

Baca juga: Konsultan COP28, McKinsey Dorong Kepentingan Klien Perusahaan Migas

Gita Gopinath, Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF, mengatakan pada konferensi pers di Beijing pada Selasa bahwa peningkatan tersebut mencerminkan, "Rebound kuat pascapembukaan kembali permintaan domestik, khususnya konsumsi." Perekonomian Tiongkok tumbuh 4,9% pada Juli-September atau lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya tetapi jauh lebih baik dari perkiraan dan sedikit di bawah target pemerintah sekitar lima persen untuk tahun ini--salah satu target terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Perekonomian Tiongkok hanya bertumbuh sebesar 3,0% pada tahun lalu. Ini jauh di bawah target resmi sebesar 5,5%. Maklum, ini terhambat kebijakan ketat terkait penanganan covid-19.

Baca juga: Rencana Produsen Bahan Bakar Fosil Ancam Batas Pemanasan Global

Serangkaian data ekonomi yang berada di bawah standar pada semester pertama--meskipun pembatasan sosial sudah dicabut pada akhir 2022--membuat pemerintah mengumumkan sejumlah langkah stimulus yang ditargetkan untuk mendukung sektor-sektor utama, khususnya sektor properti yang bermasalah.

Dan pada Oktober, Beijing mengatakan akan menerbitkan obligasi negara senilai satu triliun yuan (US$137 miliar) untuk meningkatkan belanja infrastruktur. Gopinath mengatakan perkiraan baru tersebut dibuat, "Mencerminkan pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal ketiga dan dukungan kebijakan baru yang baru-baru ini diumumkan."

Baca juga: Proyeksi Industri Mamin 2023 Anjlok ke Level 5%

Namun dia memperingatkan bahwa IMF memperkirakan, "Kelemahan di sektor properti akan terus berlanjut, dan permintaan eksternal akan tetap lemah." Sektor realestat utama di negara ini umumnya menyumbang sekitar seperempat dari PDB, tetapi industri ini telah berpindah dari satu krisis ke krisis lain dalam beberapa tahun terakhir, dengan perusahaan-perusahaan besar yang lumpuh karena tumpukan utang. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya