Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah mengantisipasi kenaikan harga komoditas akibat menguatnya nilai tukar dolar AS (Amerika Serikat) terhadap rupiah atau melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS.
Salah satu komoditas yang akan terkerek buntut peningkatan nilai Dolar AS adalah kedelai, yang banyak menjadi bahan baku pangan di Indonesia.
"Pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan yang mengendalikan impor barang-barang yang sensitif terhadap nilai tukar rupiah, seperti kedelai yang merupakan bahan baku tahu dan tempe," kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa (23/10).
Baca juga: Rupiah Nyaris Rp16 Ribu Per Dolar AS, Ini Kata Apindo
Menurut data dari Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) terjadi peningkatan harga kedelai di tingkat pengrajin yang membuat harga kedua bahan pangan tersebut melonjak di pasaran.
Harga jual tempe dan tahu di pasaran untuk potongan kecil berkisar di antara Rp2.500 sampai Rp3.000. Sementara untuk potongan lebih besar di antara Rp4.000 sampai Rp5.000.
Pemenuhan Bahan Baku Tahu dan Tempe Dalam Negeri Masih Andalkan Impor
Saat ini pemenuhan kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe untuk dalam negeri masih banyak mengandalkan dari impor. Kenaikan harga kedelai impor ditenggarai akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS yang menjadi rekor tertinggi di tahun ini. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hampir mencapai Rp 16 ribu.
Baca juga: Menahan Pelemahan Rupiah, Pengamat : BI Tidak Bisa Sendirian
Mengingat pengaruh dolar AS terhadap kedelai sangat signifikan, Puan pun mendorong adanya penguatan bantuan untuk petani kedelai. Ia meminta Pemerintah untuk melakukan intervensi dalam upaya menggenjot produksi kedelai lokal.
"Produksi kedelai yang meningkat akan berdampak positif pada ekonomi dan ketahanan pangan negara," ujar Puan.
Puan mengingatkan, kedelai tak hanya menjadi bahan baku tempe dan tahu yang merupakan makanan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Ia menilai, peningkatan produksi kedelai lokal juga akan membantu industri pangan lainnya karena kedelai juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap dan pakan ternak.
"Ibu-ibu pasti merasakan dampaknya, karena biasanya tahu tempe disajikan sebagai makanan sehari-hari. Kalau harganya naik, pengeluaran rumah tangga juga akan naik. Perekonomian keluarga ikut berpengaruh," sebut Puan.
Baca juga: Chatib Basri: Kondisi Rupiah tidak Perlu Dikhawatirkan
Puan juga menyoroti kenaikan harga komoditas lainnya seperti cabai yang dapat berdampak terhadap pelaku usaha makanan. Terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Pelaku usaha makanan tidak bisa menaikkan harga sembarangan karena bisa berpengaruh terhadap pembeli. Jadi harus ada antisipasi yang memadai agar kenaikan harga pangan tidak merugikan UMKM sebagai penggerak perekonomian negara,” papar Puan.
Di sisi lain, Puan mendukung adanya subsidi dari Pemerintah untuk menekan harga impor kedelai yang akan mengurangi biaya produksi pengrajin. Ia pun mendorong agar subsidi juga diberikan kepada petani sebagai upaya peningkatan produksi kedelai lokal.
"Langkah ini dapat membantu meningkatkan produksi kedelai dalam negeri, yang pada gilirannya dapat mendukung ketahanan pangan dan pengurangan ketergantungan dari impor,” tutur Puan.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Mitigasi Respons Pelemahan Rupiah terhadap Dollar
Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor terlihat dari stok kedelai di badan urusan logistik (Bulog) yang hanya 0,58 ton. Sementara kebutuhan perbulan diproyeksikan mencapai 212.548 ton.
Berkaca dari fakta tersebut, Puan meminta Pemerintah untuk memfokuskan program swasembada pangan guna mengantisipasi kekurangan cadangan kedelai. Ia mengatakan, swasembada pangan memiliki peranan penting pada ketahanan pangan dan lebih sedikit terpengaruh oleh fluktuasi harga atau pasokan di pasar internasional.
"Dengan mencapai swasembada pangan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada impor makanan dan melindungi diri dari potensi kerawanan pasokan makanan yang disebabkan oleh krisis global," urai Puan.
Selanjutnya, Puan mengingatkan Pemerintah untuk menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi kenaikan nilai tukar mata uang asing. Hal tersebut lantaran, kata Puan, kenaikan mata uang asing dapat berpengaruh signifikan dalam berbagai aspek. (RO/S-4)
KETUA DPR RI Puan Maharani menyikapi serius lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
KETUA DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci
KETUA DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar mengambil langkah terukur dalam menyikapi tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.
Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno itu menegaskan sebaiknya seluruh pihak menyerahkan proses penilaian kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Puan Maharani merespons rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah nasional, termasuk menghapus istilah "Orde Lama".
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.260 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp16.272 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.275 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 10 Juni 2026, ditutup menguat 16 poin atau 0,10% menjadi Rp16.275 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.291 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025, menguat sebesar 9 poin atau 0,05% menjadi Rp16.300 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.309 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, melemah sebesar 37 poin atau 0,23% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.253 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved