Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang terjadi belum lama ini di Amerika Serikat, tidak menimbulkan efek domino terhadap perbankan di Indonesia.
"Kami selalu mencermati setiap perkembangan baik perbankan nasional maupun internasional, jadi ketika kami mendengar kabar tersebut kami segera melakukan investigasi terkait pengaruhnya kepada perbankan di Indonesia, hasilnya dampak secara langsung relatif tidak ada,” kata Purbaya di Jakarta, melalui keterangan yang diterima, Kamis (16/3).
Menurutnya, selama Indonesia menjaga kebijakan dalam negeri dengan baik, perbankan nasional akan tetap aman dan stabilitasnya terjaga.
Baca juga : Berkaca Dari Kejatuhan Bank Besar di AS, Begini Cara Mengamankan Investasi
Ia menjelaskan, hal yang mendasari hal tersebut adalah, dari sisi portofolio aset, bank-bank di Indonesia tidak ada yang memiliki karakteristik seperti SVB yang memiliki portofolio surat berharga sangat besar. Selain yang paling penting adalah, level permodalan perbankan nasional yang masih sangat tebal dan berada di angka 25,93% per Januari 2023.
"Kondisi likuiditas perbankan saat ini juga dalam keadaan yang sangat memadai. Alat likuid/non-core deposit atau AL/NCD dan alat likuid atau dana pihak ketiga atau AL/DPK per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%. Nilai ini sekitar dua setengah kali di atas threshold," kata Purbaya.
Dia juga menyatakan bahwa di tahun 2023 ini tidak ada bank bermasalah, ditambah dengan kebijakan moneter yang tepat serta LPS yang tidak menaikkan bunga secara signifikan.
Baca juga : LPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan
“Artinya stabilitas keuangan dan perbankan dalam negeri dijaga untuk dapat terus tumbuh. Walaupun masih ada ketidakpastian global, selama kebijakan kita baik dan terus menjaga permintaan domestik, ekonomi kita masih bisa tumbuh,” ujarnya.
Di tengah tekanan eksternal dan potensi resesi di beberapa negara maju ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan baik. Pada tahun 2022 silam, Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%.
Resiliensi ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh besarnya konsumsi domestik. Konsumsi domestik yang besar menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik. Konsumsi domestik ini berkontribusi 52,81 % dari PDB Kuartal IV 2022.
Baca juga : Tragedi SVB Dinilai bukan Pengulangan Krisis 2008
Purbaya juga mengungkapkan, sinergi dan kolaborasi antara anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus berjalan dengan sangat baik untuk mendukung perekonomian Indonesia terus tumbuh.
“LPS secara rutin selalu melakukan rapat untuk membahas kondisi terkini stabilitas sistem keuangan di tanah air. Di dalam rapat tersebut kita senantiasa berkoordinasi untuk melakukan bauran kebijakan yang tepat sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing lembaga,” kata Purbaya.
Baca juga : Krisis Bank AS dan Eropa, Ini Tanggapan Dirut Bank Mandiri
Sebagai contoh ia menjelaskan, ketika terjadi pandemi Covid-19 yang lalu, KSSK senantiasa berkoordinasi untuk menjaga ekonomi dan keuangan nasional tetap dalam kondisi yang resilien.
Ketika terdapat gangguan terhadap perekonomian, mekanisme shock absorber atau bantalan peredam pada umumnya akan dilakukan oleh Kemenkeu melalui kebijakan fiskal dan oleh BI melalui kebijakan moneter.
"Kemudian, stabilitas sistem keuangan pada industri jasa keuangan dijaga melalui relaksasi regulasi ketentuan mikroprudensial oleh OJK dan makroprudensial oleh BI. Lalu, kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas sistem perbankan diperkuat dengan berbagai kebijakan LPS sebagai otoritas penjamin simpanan dan resolusi bank,” kata Purbaya. (Z-4)
Baca juga : Ini Tantangan dan Pendukung Ekonomi Perbankan Indonesia di 2023 Menurut Dirut BRI
Ribuan peserta dan penonton dari luar kota dan luar negeri diharapkan ikut menggerakkan sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, dan UMKM lokal.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan, daya beli masyarakat diperkirakan masih akan rendah di semester I 2025.
Sebanyak 624,67 juta rekening nasabah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Desember 2024.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mempertahankan tingkat bunga penjaminan di level 4,25% untuk bank umum rupiah dan 2,25% untuk valuta asing di bank umum.
Di Sulsel per 31 Oktober 2024, cakupan penjaminan bank umum yang dijamin penuh sebanyak 17,68 juta rekening atau sudah 99,97%.
LPS berkolaborasi dengan Yayasan Care Peduli (YCP/Care Indonesia) mendukung pencapaian generasi emas Indonesia melalui implementasi program percepatan penurunan stunting.
GUBERNUR Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Gubernur Banten, Andra Soni di Surabaya sebagai upaya bersinergi menguatkan perekonomian antar daerah.
Kejagung dinilai menggunakan pasal keranjang sampah dalam pengusutan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh Bank DKI Jakarta dan BJB pada Sritex
Sektor perbankan di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam mengadopsi teknologi data streaming—sebuah inovasi yang memungkinkan pemrosesan dan analisis data secara real-time
KEMENTERIAN BUMN resmi menunjuk Rivan A. Purwantono sebagai anggota Direksi baru PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam RUPS yang digelar pada Rabu (7/5).
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Hery Gunardi melihat peluang besar performa perseroan akan semakin lincah (agile) di bawah Danantara.
MASYARAKAT modern di perkotaan telah mengenal gaya hidup yang menerapkan prinsip islami, tidak hanya makanan, tetapi juga gaya berpakaian, wisata, dan bahkan perbankan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved