Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia saat ini relatif lebih siap dalam menghadapi sentimen negatif yang berasal dari kebangkrutan dua bank Amerika Serikat (AS), yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
"Tentu Indonesia dalam posisi relatif lebih siap karena pembiayaan-pembiayaan yang sifatnya bubble lebih terjaga," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (15/3).
Ia pun memastikan bahwa pemerintah akan terus menjaga kondisi perekonomian nasional sehingga kepercayaan investor bisa terus dipertahankan.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Airlangga Lanjutkan Program Bansos
Airlangga juga mengaku telah berdiskusi dengan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengenai seberapa jauh sentiment negative yang bisa muncul akibat dari penutupan SVB dan Signature Bank.
"Diperkirakan Pemerintah AS akan mengambil jalan cepat agar sentimen negatif ini tidak merembet ke berbagai negara lain," tuturnya.
Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi: Semua Ngeri
Selain itu, ia berharap skala keruntuhan dua bank di Negeri Paman Sam tersebut tidak sebesar krisis keuangan pada tahun 2008.
Sebelumnya, Signature Bank yang berbasis di New York, pemberi pinjaman utama dalam industri kripto, ditutup pada Minggu (12/3) oleh regulator karena adanya risiko sistemik serupa dengan SVB. Langkah itu dilakukan dua hari setelah SVB runtuh karena para deposan bergegas menarik dana-dana mereka. (Ant/Z-11)
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Dari jumlah tersebut, 70% merupakan batu bara berkualitas rendah, sedangkan sisanya adalah batu bara berkualitas sedang dan tinggi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Pada semester pertama 2025 ini, tiga lembaga pemeringkat skor kredit internasional memberikan outlook stabil terhadap Indonesia, yakni Moody’s (Baa2), Fitch (BBB), dan S&P (BBB).
PROSES perundingan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mengenai kesepakatan tarif perdagangan telah ditempuh melalui tahapan yang panjang dan inklusif.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan batubara yang besar, tidak hanya mengandalkan batubara sebagai sumber energi
Firma investasi kesehatan SVB Securities mengumumkan tim manajemennya akan membeli perusahaan tersebut dari Silicon Valley Bank.
UPAYA penyelamatan pada Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat, terlambat dan mengakibatkan kepanikan pasar hingga memicu penarikan dana besar-besaran dari bank.
Ada beberapa hal mendasar yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan prinsip kehati-hatian yang akan menjadi pembelajaran.
Sektor non-bank saat ini menyumbang setengah dari aset seluruh sistem keuangan dunia, sehingga perlu diatur lebih ketat
Kejadian SVB dan Signature Bank di AS pada tahun ini terjadi karena terkait Dana Pihak Ketiga (DPK).
Bangkrutnya bank-bank besar di Amerika, termasuk Credit Suisse di Eropa, serta krisis di Deutsche Bank menjadi sebuah pelajaran penting. Ini tanggapan Bank Mandiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved