UPAYA penyelamatan pada Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat, terlambat dan mengakibatkan kepanikan pasar hingga memicu penarikan dana besar-besaran dari bank.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin dalam diskusi bersama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Kamis (6/4).
"Memang harus situasinya ini sudah agak telat menurut saya," kata Siddik.
Baca juga : Tumbangnya Bank Global Harus Jadi Pembelajaran untuk Perbankan Indonesia
Akan tetapi sebaiknya yang harus dilakukan SVB pada saat tersebut adalah melakukan konsultasi diskusi terutama dengan regulator dan otoritas moneter setempat dalam hal ini bank sentral AS The Fed, untuk melihat apa saja opsi yang bisa dilakukan, tidak hanya untuk menyelamatkan SVB, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap industri perbankan. Sehingga aksi bank run tidak berdampak sistemik pada industri perbankan secara keseluruhan.
"Ini yang kita lihat terjadi diskusi di kasusnya Credit Suisse. Mereka pada saat mengalami krisis yang mirip, segera berdiskusi intensif dengan otoritas moneter, yaitu Swiss National bank," kata Siddik
Baca juga : Manajemen Risiko Fintech Harus Diperkuat
Sehingga opsi-opsi penyelamatan Credit Suisse ditelaah satu persatu bersama bank sentralnya, kemudian diputuskan bahwa strategi yang paling tepat adalah dengan Credit Suisse diakuisisi oleh UBS dan bukan menerbitkan surat berharga atau mendapatkan dana anorganik, dan lain-lain.
Sebab pada saat krisis mungkin pemegang saham mayoritas juga akan ragu menempatkan dana lebih banyak lagi. Sedangkan pada SVB, pada saat sinyal gagal bayar sudah diketahui oleh pasar, SVB secara terbuka ataupun diketahui oleh publik sedang mencari dana anorganik. Tetapi justru kemungkinan mereka untuk mendapatkan anorganik menjadi kecil.
SVB semestinya berbicara dengan regulator ataupun bank sentral AS untuk mengkaji solusinya dan apa saja opsi yang bisa dibantu oleh The Fed untuk memastikan tidak terjadi dampak sistemik di industri perbankan.
"Diskusi itu yang menurut saya tidak terjadi atau tidak cukup awal terjadi. Sehingga akhirnya pun setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen meyakinkan bahwa nanti The Fed akan menjamin semua deposan, itu telah sedikit terlambat," kata Siddik. (Z-4)