OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) menyatakan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) tak berdampak langsung pada industri keuangan di Indonesia. Indonesia Fintech Society (IFSOC) pernyataan tersebut merupakan kabar yang melegakan khususnya industri fintech.
Ketua Steering Committee IFSOC, Rudiantara, mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di tengah tech winter ini perlu serius dilihat sebagai sinyal dan early warning agar sektor fintech Indonesia segera memperkuat tata kelola perusahaan dan manajemen risiko. Sebab, di sektor keuangan termasuk fintech, spekulasi yang berkembang liar berpotensi memicu kepanikan masyarakat.
“Kami mengapresiasi OJK yang segera mengeluarkan pernyataan yang menenangkan masyarakat terkait isu ini. Hal ini akan membantu memberikan kepastian informasi, dan mengerem perkembangan berbagai spekulasi yang berpotensi mengganggu kekondusifan sektor keuangan dan fintech di Indonesia,” kata Rudiantara, Kamis (16/3).
Baca juga: Pasar Keuangan Swiss Disorot Imbas Keruntuhan SVB
Rudiantara, menekankan sektor keuangan digital di Indonesia harus tetap waspada dan terus mencermati perkembangan kasus yang terjadi. Dia berharap kondisi sektor keuangan digital dapat semakin stabil, di tengah tech winter yang hingga saat ini masih bergulir.
Steering Committee IFSOC Dyah Makhijani mengatakan, kolapsnya SVB ini perlu diperhatikan agar menjadi pembelajaran, penguatan dan pengembangan sektor keuangan digital ke depan.
Baca juga: OJK Ingatkan Pelaku Jasa Keuangan untuk Perkuat Pelindungan Konsumen
"Upaya mitigasi berupa penguatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko menjadi kunci dalam mewujudkan kontinuitas sektor keuangan digital. Good corporate governance mutlak diimplementasikan untuk menjaga kepercayaan publik yang sangat antusias dengan perkembangan sektor keuangan digital,” kata Dyah. (Z-10)