Kamis 06 April 2023, 19:08 WIB

Tumbangnya Bank Global Harus Jadi Pembelajaran untuk Perbankan Indonesia

Antara | Ekonomi
Tumbangnya Bank Global Harus Jadi Pembelajaran untuk Perbankan Indonesia

AFP/JUSTIN SULLIVAN
Seorang nasabah berdiri di depan kantor pusat Silicon Valley di California, Amerika Serikat.

 

DEPUTI Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang Widjanarko mengatakan kasus kolapsnya sejumlah perbankan global, misalnya Sillicon Valley Bank, dapat menjadi pembelajaran bagi perbankan Indonesia.

"Bagi industri, ada beberapa hal mendasar yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan prinsip kehati-hatian yang akan menjadi pembelajaran bagi kita di tengah-tengah kondisi yang tidak kondusif ini," ujar Bambang dalam sebuah diskusi, Kamis (6/4).

Menurut Bambang, persoalan yang dihadapi oleh Sillicon Valley Bank berkenaan dengan risiko reputasi, konsentrasi, pasar, dan likuiditas. Oleh karena itu, perbankan Indonesia dapat menyiapkan langkah antisipasi dengan memperhatikan keempat risiko tersebut.

Baca juga: Tragedi SVB Dinilai bukan Pengulangan Krisis 2008

Misalnya, lanjut Bambang, untuk menghadapi risiko reputasi, perbankan dapat menyiapkan pengelolaan informasi publik yang baik. Selain untuk menjaga reputasi, pengelolaan informasi publik juga dapat menjaga sistem
keuangan serta kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Kemudian, terkait risiko konsentrasi, perbankan perlu menjaga eksposur risiko yang terkonsentrasi pada sumber pendanaan, penyaluran dana, maupun debitur tertentu. Perbankan juga perlu mengantisipasi perubahan nilai aset, terutama yang disebabkan oleh perubahan harga dan suku buka, guna terhindar dari risiko pasar.

Sedangkan untuk mengantisipasi risiko likuiditas, perbankan perlu melakukan pemantauan likuiditas, pengelolaan aset dan liabilitas, serta meninjau opsi likuiditas yang dimiliki oleh bank.

Baca juga: Harga Minyak Terjerembap Imbas Keruntuhan SVB

Sementara itu, Bambang menyampaikan OJK sebagai regulator juga telah mempersiapkan sejumlah langkah sebagai respons dari kejatuhan perbankan global.

Salah satunya adalah memprioritaskan stabilitas sistem keuangan (SSK) dan risiko sistemik sebagai langkah antisipasi.

"Karena kalau itu tidak tertangani dengan baik, recovery atau penyembuhannya itu juga tidak main-main dan luar biasa. Oleh karena itu, saya kira stabilitas sistem keuangan jadi kunci utama" ujar Bambang.

Kemudian, sejumlah aspek lain yang juga menjadi perhatian regulator adalah kondisi likuiditas makro yang cukup, peran dan fungsi penjaminan, serta kerangka regulasi yang cepat, tepat, dan terukur. (Z-6)

Baca Juga

Antara

Imbal Hasil Tinggi AS Picu Potensi Penambahan Beban untuk Indonesia

👤M. Ilham Ramadhan Avisena 🕔Rabu 27 September 2023, 23:35 WIB
TINGGINYA imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (US Treasury) berpotensi menambah beban biaya bagi Indonesia di pasar portofolio...
Ist

Ninja Xpress Bantu Pelaku UKM Kuasai Pasar Lokal Hingga Global

👤Media Indonesia 🕔Rabu 27 September 2023, 23:23 WIB
Ninja Xpress menghadirkan beberapa inisiatif yang bertujuan untuk memberikan wadah kepada UKM agar dapat mengembangkan bisnis mereka...
AFP/Bay ISMOYO

Erick Thohir Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Industri Digital

👤Dero Iqbal Mahendra 🕔Rabu 27 September 2023, 23:20 WIB
MENTERI BUMN Erick Thohir melakukan aksi konkret untuk mentransformasi Indonesia menuju kemajuan. Salah satu yang dilakukan menghadirkan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya