DIREKTUR PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, harga minyak mentah dunia anjlok lebih dari 2% pada perdagangan Senin (13/3), karena pasar khawatir jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB), Amerika Serikat (AS) berdampak ke ekonomi yang lebih luas.
Mengutip data Bloomberg, pada Senin kemarin harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2023 turun 2,4% menjadi US$80,77 per barel.
Kemudian, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga menyusut 2,5% menjadi US$ 74,80 per barel untuk kontrak pengiriman April 2023.
Baca juga: Biden Sebut Sistem Perbankan AS Aman Usai Penutupan Silicon Valley Bank
"Harga minyak yang merayap lebih rendah karena gejolak di sektor perbankan AS meningkatkan kekhawatiran atas potensi krisis ekonomi," kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Selasa (14/3).
Ia menerangkan keruntuhan SVB menyoroti keretakan ekonomi yang berkembang disebabkan oleh suku bunga yang tinggi dan meningkatkan kekhawatiran atas bank lain yang menghadapi skenario serupa.
Baca juga: Lampu Kuning untuk Pasar Keuangan Negeri Paman Sam
Pasar minyak mentah, menurutnya, melihat peningkatan volatilitas karena pasar mempertimbangkan potensi krisis ekonomi terhadap prospek The Fed. Kenaikan suku bunga mengguncang pasar minyak hingga 2022, dan telah membuat harga tertekan. "Potensi resesi yang meningkat tahun ini menambah tekanan pada harga minyak mentah," ucapnya.
Ibrahim menyebut harga minyak dunia diperkirakan masih rendah di level US$75,91 per barel. (Z-6)