CEO Aplikasi Edukasi Saham EmTrade, Ellen May, mengatakan kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) menjadi lampu kuning untuk pasar keuangan Amerika Serikat (AS).
Sebelum SVB bangkrut, Silvergate, bank yang punya portofolio aset kripto lebih dulu menutup operasinya. Setelah SVB, Signature Bank juga disebut gulung tikar.
Bangkrutnya ketiga bank itu dipicu oleh aksi rush money nasabahnya yang ada di pihak cryptocurrency dan start-up. Hal itu pun dikhawatirkan menular ke bank yang punya portfolio start-up dan cryptocurrency.
Baca juga: Biden Sebut Sistem Perbankan AS Aman Usai Penutupan Silicon Valley Bank
"Apakah akan berdampak ke krisis keuangan. Jujur, tidak ada yang bisa prediksi kapan krisis akan datang karena krisis datang secara tiba-tiba," kata Ellen.
Menariknya, dengan kondisi sekarang, Bank Sentral AS, The Fed, mungkin akan lebih lunak soal menaikkan suku bunga. Karena, jika The Fed mash melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif, tidak ada yang tahu seberapa besar dampaknya ke perbankan di Negeri Paman sam.
Baca juga: Rupiah Melemah Dipicu Sentimen Hawkish The Fed
"Apakah artinya bagus untuk pasar saham Indonesia. Hingga saat ini pasar di Indonesia mash bergerak optimistis dan menunjukkan penguatan di tengah pengetatan likuiditas global. Fundamental makro ekonomi domestik juga lebih solid, perbankan Indonesia masih sustainable untuk menopang pertumbuhan kredit," kata Ellen. (Z-6)