Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Harga Minyak Melejit Dipicu Rencana Barat Beri Sanksi Baru kepada Rusia

Mediaindonesia.com
05/4/2022 06:25
Harga Minyak Melejit Dipicu Rencana Barat Beri Sanksi Baru kepada Rusia
Aktivitas pengolahan minyak lepas pantai(dok.ant)

HARGA minyak naik tajam lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB (5/4), karena investor khawatir tentang pasokan yang lebih ketat karena wacana sanksi baru bagi sektor energi Rusia.

Patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni melonjak 3,14 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi menetap di 107,53 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei bertambah 4,01 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi ditutup di 103,28 dolar AS per barel.

Perdagangan bergejolak dengan kedua kontrak acuan menguat setelah turun lebih dari satu dolar AS.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pendukungnya akan "merasakan konsekuensi" dari peristiwa di Bucha, di luar ibu kota Kyiv, di mana kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat ditemukan.

Sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dalam beberapa hari mendatang, katanya, meskipun waktu dan jangkauan paket baru itu belum jelas.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan sanksi terhadap minyak dan batu bara, menambahkan ada "petunjuk yang sangat jelas yang menunjukkan kejahatan perang" oleh pasukan Rusia.

Sejak operasi militer khusus Rusia pada 24 Februari ke Ukraina, sanksi dan penghindaran pembeli terhadap minyak Rusia telah mengurangi produksi dan meningkatkan kekhawatiran pasokan yang lebih ketat.

"Ketika AS dan Uni Eropa mengurangi pembelian minyak Rusia, itu membuat China dan India sebagai pelanggan utama yang tersisa dan banyak kilang di negara-negara itu mungkin enggan membeli minyak Rusia, karena hubungan masyarakat negatif yang terkait," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Minyak mentah anjlok sekitar 13 persen minggu lalu, setelah Presiden Joe Biden mengumumkan rekor pelepasan cadangan minyak AS, dan ketika anggota Badan Energi Internasional berkomitmen untuk lebih lanjut memanfaatkan cadangan. Minyak mentah Brent mencapai 139 dolar AS bulan lalu, tertinggi sejak 2008.

Sementara itu, produsen minyak negara Arab Saudi Aramco menaikkan harga jual resmi Mei ke Asia untuk minyak mentah Arab Light andalannya, menurut dokumen harga yang dilihat oleh Reuters.

"Itu menunjukkan permintaan minyak masih sangat kuat, dan dengan melakukan itu akan menguras pasokan minyak dari Amerika Serikat dan membuat pasokan lebih ketat," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Minyak mendapat dukungan dari jeda dalam pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang akan memungkinkan pencabutan sanksi terhadap minyak Iran. Iran menyalahkan Amerika Serikat atas penghentian tersebut.

Tekanan turun terhadap minyak datang dari gencatan senjata di Yaman, yang dapat meredakan ancaman pasokan di Timur Tengah.

Untuk pertama kalinya dalam konflik tujuh tahun, PBB telah menengahi gencatan senjata dua bulan antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran. Fasilitas minyak Saudi telah diserang oleh Houthi selama pertempuran. (Ant/OL-13)

Baca Juga: Emas Menguat Imbas Wacana Sanksi Tambahan untuk Rusia

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya