Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
EMITEN batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mengantisipasi gejolak permintaan batu bara dari pangsa ekspor imbas konflik Rusia-Ukraina.
Kedua negara diketahui merupakan produsen batu bara, yang dikhawatirkan mengganggu pasokan negara lain di tengah konflik. Direktur dan Sekretaris Bumi Resources Dileep Srivastava menyebut beberapa negara yang mengimpor batu bara dari Rusia bakal mengincar pasar lain, seperti Indonesia.
"Rusia adalah pengekspor batu bara tertinggi. Sejumlah pasar mereka di Asia akan khawatir dan mencari sumber alternatif. Tapi, memenuhi permintaan domestik adalah prioritas kami sebelum ekspor," jelas Dileep kepada wartawan, Minggu (28/2).
Baca juga: Putin Perintahkan Siaga Nuklir, Harga Minyak Melambung
Hubungan yang semakin memanas antar kedua negara, diyakini dapat memberikan tekanan pada produsen dan permintaan. BUMI telah menerima sejumlah permintaan dari pembeli yang terpapar pasokan Rusia dan mencari kargo pengganti.
"Di mana-mana permintaan terus meningkat. Mungkin terlalu dini untuk menetapkan (ekspor), ini hanya untuk konflik Eropa Timur saja," imbuhnya.
Baca juga: Group Bakrie Resmi Kuasai 49% Blok Migas Sengkang
Dengan pasokan batu bara global yang bakal terbatas akibat invasi Rusia ke Ukraina, emiten Grup Bakrie optimistis dapat mendukung pasokan batu bara domestik. BUMI mematok pasokan komoditas tersebut hingga di atas 80 juta ton batu bara pada tahun ini.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah menetapkan target produksi batu bara pada 2022 sebesar 663 juta ton. "BUMI telah menyiapkan pasokan 85-90 juta ton produksi di 2022. Naik di 2021 yang berada di level 78-80 juta ton batu bara," papar Dileep.(OL-11)
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (9/8) menegaskan setiap keputusan yang diambil tanpa melibatkan Ukraina tidak akan membawa perdamaian.
Zelensky mengatakan Ukraina siap untuk keputusan nyata yang dapat membawa perdamaian, dan itu haruslah perdamaian yang bermartabat.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump, Jumat (8/8), mengumumkan bahwa dia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Negara Bagian Alaska.
Putin menawarkan Washington untuk mengakhiri permusuhan di Ukraina dengan imbalan Kyiv menyerahkan seluruh Oblast Donetsk, The Wall Street Journal melaporkan.
KREMLIN mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menggelar pertemuan puncak dalam waktu dekat.
Pemimpin Ukraina mengisyaratkan bahwa sikap Rusia yang tampaknya melunak menunjukkan ancaman sanksi sekunder AS terhadap pembeli minyak Rusia berhasil.
Xi Jinping dilaporkan menyambut baik dialog antara Washington dan Moskow dan menegaskan kembali dukungan Beijing terhadap upaya penyelesaian perang.
Donald Trump menyatakah telah terjadi kemajuan mengakhiri perang di Ukraina, setelah Steve Witkoff bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved