Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kenaikan Inflasi Menjadi Perhatian Global Sepanjang 2022

Fetry Wuryasti
25/1/2022 10:40
Kenaikan Inflasi Menjadi Perhatian Global Sepanjang 2022
Ilustrasi: Dinamika inflasi di beberapa negara menjadi perhatian global sepanjang 2022.(dok.Ant)

KENAIKAN harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir memicu inflasi pada negara maju. Ini menjadi kekhawatiran terkait pemulihan ekonomi yang belum merata pada beberapa negara.

"Kenaikan inflasi akan menjadi perhatian global sepanjang 2022," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (25/1).

Sejumlah negara bahkan berpotensi mencatatkan kenaikan inflasi yang signifikan, dengan pandemi Covid-19 yang menjadi motor utama. Menurutnya, bank sentral di sejumlah negara akan meningkatkan suku bunga sebagai dampak dari kenaikan permintaan yang tertekan selama 2021.

Dari awal pandemi Covid-19 hingga tahun lalu permintaan menurun, kemacetan transportasi dan logistik meningkatkan biaya produksi, sehingga saat pembatasan sosial melonggar permintaan langsung melonjak dan mempengaruhi inflasi.

Berdasarkan rekapitulasi data Moody’s Analytic yang terbaru terdapat 14 negara yang mencatat bahwa sembilan di antaranya mencatatkan kenaikan inflasi dari posisi April 2021. Selandia Baru per September 2021 dan Singapura per November 2021 mencatatkan kenaikan inflasi paling tinggi dari 12 negara lainnya.

Bank Sentral Selandia Baru telah menaikan suku bunga dengan kumulatif 50 basis poin sejak September 2021 dan terdapat proyeksi kenaikan 50 basis poin lebih lanjut pada 2022.

Ekonomi Selandia Baru sedang maju tanpa membutuhkan stimulus seperti saat puncak pandemi Covid-19. Di Singapura, otoritas moneter akan memperketat kebijakan dengan menaikan titik tengah dari rentang kebijakan, setelah inflasi utama per November 2021 mencapai 3,8% dan inflasi inti 1,6%, melebihi ekspektasi.

Pemeringkat Moody’s menilai bahwa penyebaran Omikron dan tingginya harga energi akan menjaga tekanan pada rantai pasok. Sehingga inflasi akan tetap tinggi pada semester I 2022.

Baca Juga: Pasar Saham Dunia Naik Tunggu Lebih Banyak Data Inflasi

Moody's Analiytics mencatat bahwa Bank Sentral India mengambil pendekatan yang lebih hati-hati. Meskipun inflasi diperkirakan di atas tingkat kenyamanan bank sentral hingga semester I 2022, kenaikan suku bunga dinilai tidak akan terjadi hingga September 2022 karena pemulihan ekonomi domestik menjadi prioritas pemerintah India.

Sementara itu, Bank Sentral Tiongkok mengumumkan adanya stimulus lebih lanjut untuk menjaga stabilitas pertumbuhan di 5%. Bank sentral memotong suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun 10 basis poin menjadi 2,85%, memotong tingkat pembelian kembali tujuh hari sebesar 10 basis poin menjadi 2,1%, dan menyuntikkan likuiditas jangka menengah senilai 200 miliar yuan ke dalam sistem keuangan.

Moody’s juga mencermati pengaruh kebijakan The Fed terhadap kondisi moneter negara-negara Asia Pasifik. Bank Sentral Amerika bersiap menaikan suku bunga pada paruh pertama 2022. Ini dapat mengakibatkan hasil treasury lebih tinggi, nilai tukar dolar menguat, sehingga berpotensi menarik aliran modal dari pasar negara berkembang.

"Kami juga menilai terdapat sejumlah tekanan rupiah selama beberapa bulan terakhir, tetapi sejauh ini pergerakan rupiah masih dapat bertahan dengan baik meskipun terdapat percepatan normalisasi kebijakan Amerika Serikat," kata Nico.

Komunikasi The Fed yang relatif transparan dinilai mampu mengurangi kemungkinan penyesuaian mendadak, meski masih ada risiko yang dapat memicu pembalikan tiba-tiba sentimen terhadap pasar negara berkembang di Asia Pasifik. (OL-13)

Baca Juga: OJK Larang Lembaga Jasa Keuangan Fasilitasi Perdagangan Aset Kripto



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya